SuaraBatam.id - Ibunda almarhum Brigadir Joshua, Rosti Simanjutak mengungkap betapa jahatnya Putri Candrawathi yang tak tahu terima kasih kepada Joshua yang selama ini sudah mengurus keluarganya, mulai dari pengawalan hingga mengurus kebutuhan sehari-hari keluarga Ferdy Sambo.
"Saya seorang ibu yang memiliki nurani, kalau dia seorang ibu, kalo dia seorang ibu pasti melindungi anaku, tak membiarkan anaku tergeletak mati dengan tubuh kaku. Gak ada satupun dari mereka melindungi anaku, mereka tak ada punya hati, tak ada rasa kemanusiaan sedikitpun," tangis Rosti pun pecah menceritakan kekejeman keluarga Sambo, saat diwawancara dalam program Rosi, yang dilansir dari wartaekonomi--jaringan suara.com.
Saat pembongkaran makam putranya melalui otopsi ulang, Rosti Simanjutak juga berteriak kepada wanita itu.
"Saya menyebut itu karena saya seorang ibu, kalau ibu itu punya naluri hati yang sangat lembut, Joshua kan anaknya yang sudah bertugas mengurus rumah tangga mereka dalam segala hal; pengawalan, tugas di rumah dan mengurus keluarga," kata Rosti Simanjutak kepada program Rosi.
Baca Juga: Siapa Febri Diansyah, Eks KPK Berdarah Minang yang Kini Bela Putri Candrawathi
Ia juga menceritakan kebiasaan Brigadir Joshua saat pulang. Rosti menceritakan anaknya sering dititipin oleh Putri untuk dibelikan sesuatu saat mudik ke Jambi.
"Kalau Joshua pulang, "Mak tolong belikan pesanan ibu". Memang mereka memberikan sekedar, kami juga mengembalikan apa adanya kami. Dari situ kan harusnya tahu seorang ibu punya naluri hati," terang Rosti.
Untuk itu, ia tak habis pikir kenapa anaknya dihabisi oleh keluarga Sambo padahal selama ini Joshua sudah sangat baik dan total dalam melayani.
"Tapi sekarang ini, melihat seorang ibu membiarkan anaku terbunuh di tangan mereka di rumah mereka, anakku memberikan perlindungan kepada mereka. Tapi anaku dihabisi dengan sangat jahat dan biadab! Saya gak sanggup, saya terpukul dan sangat berat, jiwaku terguncang dengan anak kesayangan yang begitu patuh dan bertanggungjawab," terangnya.
Ia pun kembali meluapkan kemarahan terhadap apa yang dilakukan Putri terhadap putranya.
Baca Juga: 'Sehat-Sehat Ya Mamak' Penuh Cucuran Air Mata, Ibunda Kenang Lagi Pesan Terakhir Brigadir J
"Memang PC luar biasa, gak nyangka, tega-teganya dia juga menghabisi anaku, luar biasa kejamnya, luar biasa jahatnya mereka," jelasnya.
Berita Terkait
-
Selain Mundur Jadi Pengacara Teh Novi, Brian Praneda Pernah Ditegur Hakim Gara-Gara Salah Ketik Nama Klien
-
7 Potret Terbaru Trisha Eungelica, Putri Ferdy Sambo Kini Jadi Dokter Muda
-
Putri Candrawathi Ungkap Kronologi Diperkosa dan Diancam Brigadir J di Magelang: Kalau Ngomong, Suamimu...
-
Deretan Tim Sukses Dharma-Kun, Ada Eks Pengacara Keluarga Brigadir J dan Mantan Menkes
-
Jejak Karier Brigjen Hendra Kurniawan, Eks Anak Buah Ferdy Sambo yang Telah Bebas
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Serangan Fajar Pilkada Batam: 2 Wanita Ditangkap, Anggota DPRD Diduga Terlibat
-
Kapan 12.12 Dimulai? Ini Promo Histeria Blibli 12.12 2024 yang Menarik Diketahui Termasuk Tanggal Pelaksanaan
-
Berapa Harga HP Infinix Smart 8 RAM 6?
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam