Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 15 September 2022 | 15:33 WIB
Permaisuri Camilla dan Raja Inggris Charles III tersenyum selama pertemuan Dewan Aksesi untuk menyatakan Charles sebagai Raja baru di dalam Istana St James di London, Inggris, Sabtu (10/9/2022). [Jonathan Brady / POOL / AFP]

SuaraBatam.id - Video Raja Inggris yang baru naik takhta, Charles III saat menandatangani buku pengunjung di Kastil Hillsborough, dekat Belfast viral beberapa hari terakhir.

Charles III terlihat emosi karena pena yang ia gunakan untuk menulis bocor.

"Astaga saya benci (pena) ini," ujar Charles dalam video yang beredar.

Tak hanya sekali, rupanya sudah dua kali Charles III disorot karena penanya. Alhasil, warganet pun menyoroti soal cara mengelola emosi seorang raja baru itu.

Baca Juga: Biodata Isteri Sah Raja Charles III, Camilla Parker Bowles

Namun, ada pula yang membela Charles III mungkin kelelahan karena baru kehilangan sang Ibunda, Ratu Elizabeth II dan memiliki segudang jadwal terkait takhta barunya.

Emosinya soal pena ini akhirnya membuat banyak warganet yang menyoroti masa depan Inggris Raya ditangan Charles III.

Satu di antaranya, Charles III digadang-gadang bakal jadi raja yang lebih blak-blakan.

Terlebih dalam masalah sosial hingga lingkungan yang sering ia soroti.

Hal ini juga sempat disebut oleh Carolyn Harris, PhD, sejarawan dan penulis Raising Royalty: 1000 Years of Royal Parenting.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Daftar Tamu Diundang dan Tak Diundang di Pemakaman Ratu Elizabeth II

Ia sempat menyampaikan, Charles sebenarnya agak pemberontak dalam mengekspresikan pandangannya tentang masalah sosial dan lingkungan.

"Charles dikenal memiliki pendapat yang kuat tentang berbagai subjek termasuk pertanian organik, arsitektur, dan pembangunan berkelanjutan," kata Harris, dikutip dari RD, Kamis (15/9/2022).

"Perubahan iklim dan pelestarian lingkungan adalah masalah politik utama di abad ke-21, dan Charles tentu saja tidak akan dilihat sebagai sosok yang tidak memihak dalam hal ini, karena pandangannya terkenal," tambahnya.

Di sisi lain, keterusterangan Pangeran Charles selama bertahun-tahun mungkin hanya tidak biasa jika dibandingkan dengan pendekatan ibunya.

"Ratu Elizabeth II telah memerintah begitu lama, sehingga pendekatannya terhadap tugasnya telah menjadi identik dengan monarki konstitusional dalam imajinasi populer – para pendahulunya terkadang mengungkapkan pendapat politik secara terbuka. Tetapi Ratu telah berhati-hati untuk tetap berada di atas politik di Amerika Serikat. Kerajaan," kata Harris.

Meski begitu, Harris menilai Charles kemungkinan akan memoderasi pendekatannya sendiri terhadap tugas publik untuk mengikuti contoh Ratu, karena publik mengharapkan raja untuk tetap berada di atas politik.

Kontributor : Maliana

Load More