Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 08 September 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi pabrik. (Dok: JARR)

SuaraBatam.id - Amerika Serikat (AS) telah memicu krisis pasokan gas Eropa, seperti yang disebut Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (6/9/2022).

AS mendorong para pemimpin Eropa untuk memotong kerja sama ekonomi dan energi dengan Moskow dan langkah tersebut adalah 'bunuh diri'.

"Dengar, Anda bertanya kepada saya pertanyaan yang bahkan anak-anak tahu jawabannya: mereka yang memulai ini harus menyelesaikan ini," kata juru bicara Maria Zakharova kepada Reuters yang dilansir dari Wartaekonomi--jaringan suara.com.

Untuk diketahui, Eropa menghadapi krisis pasokan gas terburuk dengan harga energi melonjak dan importir Jerman bahkan membahas kemungkinan penjatahan di ekonomi terbesar Uni Eropa setelah Rusia mengurangi aliran gas ke barat.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 Jelang Musim Dingin di AS, Vaksin Bivalen Jadi Terobosan Terbaru

Dia mengatakan Amerika Serikat telah lama berusaha untuk memutuskan hubungan energi antara Rusia dan kekuatan besar Eropa seperti Jerman, meskipun Moskow telah menjadi pemasok energi yang dapat diandalkan sejak zaman Soviet.

"Dominasi Washington menang," kata Zakharova kepada Reuters di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok.

"Kekuatan politik dibawa ke kekuasaan di Uni Eropa yang memainkan peran 'domba-provokator,'" imbuhnya.

"Ini benar-benar bunuh diri tetapi tampaknya mereka harus melalui ini," katanya.

Amerika Serikat dan Uni Eropa menuduh Rusia melakukan pemerasan energi setelah Moskow mengurangi pasokan gas ke pelanggan Eropa. Rusia mengatakan ada masalah teknis dengan stasiun kompresor yang sanksinya tidak dapat diperbaiki.

Baca Juga: Berkat Kesuksesan Extraordinary Attorney Woo, AS hingga Turki Ajukan Proposal Adaptasi Versi Lokal

Kremlin mengatakan bahwa Barat memicu krisis energi dengan menjatuhkan sanksi paling berat dalam sejarah modern, sebuah langkah yang Presiden Vladimir Putin katakan mirip dengan deklarasi perang ekonomi.

Load More