Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 23 Juni 2022 | 16:04 WIB
Kapal Ferry Internasional yang tengah parkir di Perairan Pelabuhan Internasional Batam Center (suara.com/partahi)

SuaraBatam.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam, mendesak Pemerintah Daerah mengatur mengenai tarif atas dan bawah untuk biaya perjalanan Feri Internasional.

Pentingnya penentuan batas tarif atas ini dianggap penting agar pihak operator memiliki batasan dalam menaikkan harga.

"Harus ada batasan untuk ini. Tidak seperti sekarang, tidak ada koordinasi namun harga tiket tiba-tiba melambung tinggi," ungkap Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk saat ditemui, Kamis (23/6/2022).

Desakan ini diakuinya muncul setelah pertemuan yang dilakukannya bersama dengan seluruh perwakilan agen kapal yang digelar di Kantor Kadin Batam, Rabu (22/6/2022) kemarin.

Baca Juga: Kasus Korupsi LNG di PT Pertamina Naik ke Penyidikan, KPK Sudah Punya Target Tersangka

Tidak hanya desakan untuk menentukan batasan pada tarif, pihaknya juga mendesak agar operator kapal dapat mengambil kebijakan pembelian bahan bakar.

Untuk diketahui, ada beberapa hal yang jadi pemicu naiknya harga tiket tersebut, diantaranya ialah harga minyak dunia yang melambung.

"Kapal Ferry Internasional Batam-Singapura, untuk operasional membeli BBM dari Singapura. Ini kan alasan yang aneh juga untuk kenaikan harga tiket," tegasnya.

Jadi mendesak agar para operator kapal dapat membeli BBM melalui Pertamina, untuk operasional apabila tengah bersandar di Pelabuhan Internasional yang ada di Batam, Kepulauan Riau.

"Kalau mereka sedang parkir di Singapura dan beli BBM di sana wajar. Tapi kalau parkir di Indonesia, mereka juga tetap belinya di Singapura. Seharusnya kan belinya di Indonesia juga, kenapa harus menunggu yang dibeli di Singapura juga," tanyanya.

Baca Juga: Subholding Gas Pertamina Terus Kembangkan Infrastruktur untuk Optimalisasi Gas Bumi Nasional

Terpisah, Manajer Operasional Ferry Batam Fast, Renaldi membenarkan bahwa selama ini pihaknya memang menggunakan BBM yang dibeli dari Singapura untuk operasional.

Alasan inilah yang akhirnya membuat kesepakatan antara operator dalam menaikkan harga tiket, demi menutup biaya operasional.

"Sejak pandemi, sehari jumlah penumpang hanya 30-50 orang. Sehari, kapal ferry dari Batam Center berlayar sejumlah 9 trip," jelasnya.

Saat ini, menanggapi keluhan pembelian BBM yang mengakibatkan peningkatan harga jual tiket, pihaknya masih akan melihat perkembangan selanjutnya.

Ditambah, hingga saat ini peningkatan jumlah penumpang belum menunjukkan angka yang signifikan walau kebijakan turunnya harga tiket telah diambil pada 21 Juni lalu.

"Untuk penurunan tiket kapal selanjutnya masih kami diskusikan dengan pihak manajemen," tambah Renaldi.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More