SuaraBatam.id - Seorang psikolog mengatakan kepada juri pada hari Selasa (3/5/2022) bahwa Amber Heard menderita gangguan stres pasca-trauma atau PTSD akibat pelecehan fisik dan seksual yang dilakukan mantan suaminya Johnny Depp.
Dawn Hughes bersaksi bahwa dia telah mendiagnosis Amber Heard setelah memeriksanya selama 29 jam dan meninjau catatan terapi, dan dia telah menyimpulkan bahwa Depp terlibat dalam "kekerasan tingkat tinggi."
Hughes menceritakan banyak contoh dugaan kekerasan seksual, yang katanya dimotivasi oleh "kecemburuan obsesif" Depp dan keinginan untuk menunjukkan dominasi.
Hughes adalah saksi pertama yang dipanggil oleh pengacara Heard, saat mereka memulai pembelaan dalam persidangan pencemaran nama baik senilai 50 juta dolar Amerika di Fairfax.
Mereka berusaha untuk melawan citra yang dihadirkan oleh pengacara Depp, yang menggambarkan Heard sebagai pelaku dalam hubungan mereka, dan mempertahankan bahwa Depp akan mundur setiap kali dia menghasut perkelahian.
"Ketika Mr. Depp mabuk atau dalam keadaan tinggi, dia melemparkan diri ke tempat tidur, merobek baju tidur Heard dan mencoba berhubungan seks dengannya," Hughes dikutip Variety pada Rabu (4/5/2022).
Hughes juga merujuk insiden di mana Depp diduga melakukan penetrasi kepada Heard dengan jarinya dan pada satu kesempatan dengan botol. Dia mengatakan Depp menunjukkan kecemburuan khusus terhadap James Franco atau Elon Musk yang dipercaya memiliki hubungan dengan Heard.
"Insiden-insiden ini sering terjadi dalam kemarahan yang dipicu oleh narkoba," kata Hughes.
Heard diharapkan untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang dugaan pelecehan ketika dia bersaksi.
Hughes dipanggil untuk membantah kesaksian Shannon Curry, seorang psikolog yang dipanggil oleh tim Depp minggu lalu, yang mengatakan kepada juri bahwa Heard menderita gangguan kepribadian.
Curry memeriksa Heard selama 12 jam atas nama Depp, dan bersaksi bahwa Heard cenderung memberikan pernyataan "terlalu dramatis" dan "penuh kemarahan".
Hughes mengatakan dia tidak setuju dengan diagnosis Curry. Dia mengatakan, dalam pemeriksaannya, gejala Heard sesuai dengan korban kekerasan seksual.
Hughes juga mencatat bahwa Heard juga mengalami pelecehan dari orang tuanya dan membawa beberapa masalah tersebut dalam hubungannya dengan Depp.
"Dia juga percaya dia bisa memperbaikinya, sama seperti dia mencoba memperbaiki ayahnya. Dia benar-benar percaya dia bisa memperbaiki Mr. Depp dan membebaskannya dari masalah penyalahgunaan zat, tapi itu tidak berhasil," jelas Hughes.
Hughes juga bersaksi bahwa Depp menggunakan "kontrol paksaan" atas Heard, dan fokus mengendalikan kariernya.
"Ambisi adalah istilah yang dipersenjatai dalam hubungan itu," kata Hughes.
Curry juga bersaksi bahwa Heard menderita gangguan kepribadian histrionik, yang katanya ditandai dengan drama dan kebohongan serta ketidaknyamanan yang ekstrem karena tidak menjadi pusat perhatian. Curry juga menyatakan bahwa Heard tidak menderita PTSD.
Pihak Depp memberikan kesaksian dari terapis pasangan, Laurel Anderson, yang mengatakan bahwa mereka terlibat dalam saling melecehkan. Hughes berpendapat bahwa sementara kedua belah pihak mungkin terlibat dalam pelecehan verbal atau fisik, penting juga untuk melihat keseimbangan kekuatan dalam hubungan.
"Apa yang dibicarakan penelitian dengan sangat jelas adalah Anda harus memeriksa konteksnya. Anda harus memeriksa perbedaan kekuasaan, kontrol, dan kontrol koersif dalam hubungan untuk membuat pengendalian penuh," ujar Hughes.
Dalam mosi pra-persidangan, pengacara Heard berusaha melakukan pemeriksaan mental independen terhadap Depp. Pengacara Depp menentang mosi itu, dengan alasan bahwa kondisi mental Depp tidak menjadi masalah. Hakim menolak mosi tersebut. (Antara)
Berita Terkait
-
Akui Tak Ambil Gaji Jadi Stafsus, Publik Samakan Deddy Corbuzier dan Elon Musk: Power Kekuasaan...
-
Heboh! Penulis Ashley St. Clair Mengaku Lahirkan Anak Elon Musk!
-
Elon Musk Tawarkan 97,4 Miliar Dolar AS untuk OpenAI, tapi Siap Mundur dengan Syarat
-
Elon Musk Disebut sebagai 'Agen Kekacauan' dalam Pemerintahan Trump
-
Mantan PM Skotlandia Humza Yousaf Kecam Rencana Trump untuk Gaza dan Sebut Elon Musk sebagai Ancaman Demokrasi
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
BRI Dukung Perkembangan UMKM Indonesia dan Meningkatkan Daya Saing
-
Beras SPHP Distop, Harga di Tanjungpinang Terancam Naik?
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari