Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 05 April 2022 | 15:50 WIB
Yurmani (hijab ungu) saat melayani warga Batam yang akan melakukan ziara di TPU Taman Langgeng (suara.com/partahi)

SuaraBatam.id - Dengan memayungi diri, Yurmani wanita paruh baya berusia 55 tahun, tampak menunggu pembeli bunga.

Ia berdagang bunga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Taman Langgeng Sei Panas, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Wajahnya tampak lelah di tengah terpaan debu dan asap kendaraan yang lalu lalang di depan kawasan tersebut.

Yurmani mengaku sudah menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2007 silam, setahun setelah suaminya meninggal dunia.

Baca Juga: Jadwal Berbuka Puasa di Batam, Tanjungpinang dan Bintan hari ini, 3 Ramadhan 1443 H, Lengkap dengan Doa

Saat ini sebagai orang tua tunggal, Yurmani bekerja sebagai penjual bunga untuk menghidupi lima orang anaknya.

"Mulai bekerja sebagai penjual bunga sejak 2007 lalu. Demi lima anak saya, yang penting mereka bisa makan dan sekolah," ungkapnya saat ditemui di kawasan TPU Taman Langgeng, Selasa (5/4/2022).

Terkadang, Yurmani mengaku kerap dibantu oleh anak-anaknya berjualan bunga, hingga mencari bunga dan air yang akan digunakan untuk ziarah makam.

Beberapa jenis bunga harus dibeli dari toko bunga langganannya.

Dia sangat terbantu jika anak-anaknya ada pada waktu tertentu seperti pelaksanaan ziarah kubur menjelang Ramadhan setiap tahunnya.

Baca Juga: Kenaikan Minyak Goreng, Cabai Merah dan Tarif Angkutan Udara Sumbang Inflasi di Batam Maret 2022

Pada moment ini, biasanya Yurmani mengaku dapat meraup untung hingga tiga kali lipat dari berjualan di hari biasa.

"Bisa dibilang moment Ramadhan menjadi berkah bagi keluarga kecil kami. Karena keuntungan berjualan bunga bisa meningkat hingga berkali-kali lipat dari biasanya," ungkapnya.

Tinggal di Batam sejak tahun 1999 silam, Yurmani mengaku hingga kini menetap di kawasan Baloi Kolam, yang saat ini masih disebut sebagai kawasan Perumahan Liar.

Sementara untuk saat ini, kelima anaknya diakuinya hanya dapat bersekolah hingga tingkat SMP, dikarenakan keterbatasn ekonomi.

"Sebagai orang tua tunggal dengan penghasilan gak tentu gini. Saya hanya sanggup menyekolahkan mereka sampai disana mas. Bahkan anak saya sekarang sudah ada yang menikah," paparnya.

Walau telah lama berprofesi menjadi penjual bunga di TPU Taman Langgeng, Yurmani mengaku terkadang merasa cemburu dengan para penjual bunga lain.

Terutama mereka yang memiliki jatah lapak tepat di depan Gapura masuk TPU, berbeda dengan posisi lapaknya yang berada hampir di belakang.

Dengan posisi seperti ini, Yurmani mengaku dalam sehari hanya mendapat omset Rp20 hingga Rp30 ribu, namun apabila kondisi ramai, dirinya bisa meraup omset sampai Rp50 ribu.

"Kadang-kadang malah tak ada," katanya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More