Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 26 Maret 2022 | 10:46 WIB
Pertumbuhan ekonomi Kepri (foto: Antara)

SuaraBatam.id - Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) 2022 diperkirakan naik. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan ekonomi Kepri kenaikannya diperkirakan sebesar 3,7 persen-4,5 persen (y-o-y) atau kecenderungan akan berada pada batas atas.

"Target pertumbuhan ekonomi Kepri 2022 naik dibanding 2021 sebesar 3,6 persen, setelah minus 3,8 persen pada 2020," kata Kepala BI Kepri Musni Hardi Kasuma Atmaja dalam webinar motivational leadership bertema Akselerasi Pemulihan Ekonomi melalui Digitalisasi dan Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah di Tanjungpinang, Jumat.

Selain itu, tahun ini tekanan inflasi meningkat, sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, perubahan kebijakan pemerintah terkait perpajakan, aturan HET minyak goreng dan gula pasir, serta peningkatan harga komoditas secara global seiring perang Rusia-Ukraina yang menghambat rantai pasok global.

"Oleh karenanya diperlukan sinergi dan kolaborasi yang lebih intens dari seluruh pihak untuk mengendalikan inflasi pada rentang sasaran 3 ± 1 persen," ujarnya.

Baca Juga: Seorang Pria Tewas Usai Lompat dari Lantai 7 Hotel di Kepri, Istri Ungkap Hal Ini

Musni menyebut untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi 2022, sinergi dari seluruh pihak tentunya sangat dibutuhkan dalam mengoptimalkan keunggulan dan potensi yang dimiliki Kepri.

Ia mengajak seluruh pihak terus memperkuat sinergi mendorong pemulihan ekonomi melalui beberapa upaya yang hemat kami dapat dilakukan bersama, baik dalam jangka pendek maupun menengah panjang.

Dalam jangka pendek upaya yang dapat dilakukan antara lain, pertama terus mengakselerasi dan memperluas program vaksinasi COVID-19 termasuk vaksinasi booster terutama untuk pekerja/kelompok produktif.

"Berdasarkan data hingga 24 Maret 2022, progres vaksinasi dosis kedua di Kepri telah mencapai 92,81 persen. Perluasan vaksinasi tersebut dibutuhkan untuk mewujudkan kekebalan tubuh sebagai prasyarat pemulihan ekonomi pasca COVID-19," ujarnya.

Kedua, terus mendorong percepatan realisasi anggaran belanja pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat baik melalui penyaluran bantuan sosial secara tepat waktu, maupun percepatan belanja modal/fisik yang akan menggerakkan perekonomian dan menumbuhkan/memperkuat optimisme pelaku usaha.

Baca Juga: Jokowi: Kerja Sama Industri Halal dengan Keuangan Syariah Harus Ditingkatkan

Ketiga, mendorong kesiapan destinasi khususnya menyangkut aspek amenitas dan atraksi sebagai daya tarik wisata, serta mempersiapkan pelaku usaha pariwisata melalui pemberian vaksinasi dan adaptasi dalam melayani wisatawan di masa kenormalan baru seiring dengan upaya yang terus dilakukan dan mengantisipasi dilakukannya pembukaan jalur wisatawan mancanegara menuju Kepri.

Sementara itu, lanjutnya, dalam jangka menengah-panjang upaya yang dapat dilakukan, yakni pertama meningkatkan kapasitas dan memperkuat kelembagaan petani, nelayan, dan UMKM yang dapat disinergikan dengan upaya memperkuat BUMDes (korporatisasi).

Upaya tersebut diharapkan selain dapat meningkatkan kemampuan produksi pangan lokal guna mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain, juga dapat menjadi bagian dari upaya untuk mendorong dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Kedua, melakukan digitalisasi UMKM melalui program onboarding pada e-commerce dan penggunaan pembayaran digital agar semakin mendekatkan UMKM dengan akses pemasaran dan sumber pembiayaan.

Ketiga, mengoptimalkan posisi Kepri yang strategis dan menjadi basis produksi global dengan meningkatkan keterkaitan antara sektor industri dengan UMKM dan sektor ekonomi lainnya.

Keempat, meningkatkan konektivitas antar daerah untuk mendorong efisiensi logistik dan menjaga kelancaran distribusi di seluruh wilayah Kepri.

Kelima, memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan digital, salah satunya dengan mengoptimalkan peran Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dalam mengakselerasi perluasan implementasi transaksi non tunai dan digital pada seluruh jenis transaksi pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota), dan mendorong pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital di daerah.

Keenam, terus memperkuat proses perumusan strategi pembangunan berbasis keunggulan daerah. Sebagai daerah kepulauan yang memiliki wilayah lautan lebih dari 96 persen dan penduduk yang besar pada sektor perikanan/maritim.

"Provinsi Kepri perlu untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap potensi ekonomi maritim dengan mendorong hadirnya industri berbasis maritim dan potensi SDA lokal lainnya," ujar Musni. (Antara)

Load More