SuaraBatam.id - Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau kembali mengekspor arang tempurung kelapa ke Malaysia, Kamis (10/2).
Sebanyak 5 ton itu diekspor CV BB ke Malaysia menggunakan kapal laut.
Ekspor arang tempurung kelapa tersebut perdana dilakukan di awal tahun 2022, setelah sempat vakum akibat pandemi COVID-19.
"Terakhir ekspor arang tempurung, tahun 2020," kata CEO CV BB Arif.
Baca Juga: Malaysia Buka Pintu Perbatasan, Batam Tawarkan Wisata Pulau
Tempurung kelapa yang kerap menjadi sampah di tempat penjual santan ternyata memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Arang tempurung kelapa dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari yang paling sederhana untuk keperluan barbeque.
Selain itu, ternyata arang dapat diolah lebih lanjut untuk karbon dan bahan pembersih.
"Alhamdulillah pasar Malaysia berhasil kita tembus kembali. Target berikutnya adalah pasar dari negara lain," ujar Arif.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Tanjungpinang Raden Nurcahyo Nugroho memastikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan terhadap 5 ton arang tempurung kelapa yang diberangkatkan dengan kapal tersebut.
Pemeriksaan diperlukan untuk memastikan bahwa komoditas yang dikirim sesuai dengan permohonan yang diajukan dan sesuai dokumen yang menyertai.
Baca Juga: Diterpa Isu Tak Sedap, FAM Tegaskan Sudah Hentikan Proyek Naturalisasi
"Karantina akan terus mendukung kegiatan ekspor komoditas pertanian. Semoga semangat pengusaha pertanian milenial seperti Saudara Arif ini, terus menggelora dan pantang menyerah," ujarnya.
Menurut dia kembali terbukanya pasar ekspor merupakan angin segar bagi UMKM yang melakukan pengolahan tempurung kelapa.
Untuk wilayah Tanjungpinang, Bintan hingga pulau-pulau sekitarnya banyak yang mengusahakan arang tempurung kelapa.
Dikatakannya kualitas arang tempurung kelapa ditentukan dengan beberapa kategori, mulai dari kadar air, debu hingga bentuknya. Semakin rendah kadar air pada arang akan semakin baik, dengan demikian harga pun akan lebih tinggi, apalagi apabila arang tersebut diolah menjadi briket arang.
"Dengan adanya ekspor ini, tentu mereka akan lebih bersemangat," ucapnya.
Dikatakannya, Karantina Pertanian Tanjungpinang telah menyediakan layanan klinik ekspor untuk kamu calon eksportir komoditas pertanian.
Selain itu, ada juga layanan 'karpet merah' yaitu AKTIF Ekspor sehingga eksportir tidak perlu datang ke kantor untuk keperluan administrasi, karena Pejabat Karantina akan datang untuk melayani dan mengantar sertifikat. (antara)
Berita Terkait
-
Mau Mengadu Nasib ke Negeri Jiran? 4.000 Warga NTB Bisa Jadi PMI, Buruan Daftar
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
-
Netizen RI Ngamuk! Media Malaysia Diduga Ledek Mees Hilgers Minta Maaf Tak Bisa Bela Timnas Indonesia vs Jepang
-
Menohok, 3 Pemain Keturunan yang Tolak Mentah-mentah Timnas Malaysia
-
Siapa Issac Hayden? Diklaim Punya Darah Malaysia, Tapi Resmi Pilih Timnas Jamaika
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
Terkini
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra