SuaraBatam.id - Epidemiolog Universitas Indonesia Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D. mengatakan masyarakat tidak perlu ke rumah sakit jika dinyatakan positif, baik itu tidak bergejala atau bergejala ringan.
Alasannya, kasus COVID-19 varian Omicron memang bisa menyebar dengan cepat namun gejalanya ringan sehingga masyarakat tidak perlu ke rumah sakit jika dinyatakan positif, baik itu tidak bergejala atau bergejala ringan.
"Masyarakat Indonesia memiliki trauma pada momen gelombang COVID-19 varian Delta yang lalu. Perlu diketahui memang varian Omicron ini penyebarannya cepat, tapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah,” kata Dr. Pandu dikutip dari antara, Sabtu 5 Februari 2022.
Karakteristik lonjakan kasus, kata dia, sangat dipengaruhi karakteristik varian virus. Selain itu, karakteristik lonjakan kasus juga dipengaruhi oleh jumlah imunitas penduduk.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Magelang Tambah 56 Orang dalam 2 Hari, Isoter Disiagakan untuk Lansia dan Komorbid
"Karena itulah masyarakat sering salah persepsi dengan kondisi saat ini seperti kondisi di Juli-Agustus 2021 lalu, padahal sudah jauh berbeda," katanya.
Sebagian besar penduduk Indonesia hingga Kamis (3/2), sudah mendapatkan vaksinasi yang cukup merata. Catatan vaksinasi nasional, telah lebih dari 185 juta populasi penduduk Indonesia yang mendapat vaksinasi dosis pertama. Sedangkan 129 juta lebih penduduk mendapatkan dosis kedua, serta lebih dari 4,7 juta penduduk sudah mendapat dosis ketiga.
Vaksinasi masih memiliki peran yang besar bagi pencegahan kesakitan dan kematian akibat infeksi virus COVID-19 varian apa saja termasuk Omicron.
Berkaca dari negara-negara lain yang lebih dahulu melewati varian Omicron seperti Afrika Selatan, Inggris, dan India, tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat infeksi varian Omicron ini jauh berbeda dengan varian Delta.
"Saya bisa berbicara seperti ini karena melihat pengalaman dari negara lain yang sudah melalui gelombang Omicron. Karakternya cepat naik, cepat turun, dan pasien yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah," kata Dr. Pandu.
Baca Juga: Sehari Tambah 49 Orang, Total 193 Kasus Aktif Covid-19 di Bantul
Pengalaman negara lain yang menurut dia yang mirip dengan studi kasus di Indonesia adalah di India. Ia berharap lonjakan kasus di Indonesia akan mengikuti pola di India di mana turun dengan cepat dan tidak banyak berdampak pada pelayanan rumah sakit maupun kematian. Pemerintah dalam menangani lonjakan kasus kali ini sudah lebih siap.
Kemenkes telah menyediakan pelayanan konsultasi kesehatan jarak jauh (telemedisin) secara gratis bagi pasien isolasi mandiri di rumah. Begitu juga dengan obat-obatan yang diperlukan pasien Isoman juga sudah dipersiapkan dengan gratis.
"Kecemasan yang berlebihan membuat masyarakat minta dirawat di rumah sakit padahal tidak memenuhi syarat untuk dirawat di rumah sakit. Ini yang seakan-akan membuat tempat tidur di rumah sakit tinggi padahal mayoritas di rumah sakit itu pasien bergejala ringan," kata Dr. Pandu.
Ia menegaskan pasien yang statusnya sedang, berat, atau yang punya komorbiditas yang bisa dirawat di rumah sakit.
“Kalau yang tanpa gejala maupun bergejala ringan silakan isolasi mandiri," kata Dr. Pandu.
Selain vaksinasi, salah satu cara bersiap mengurangi dampak penularan COVID-19 varian Omicron adalah juga dengan kembali mengetatkan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan).
Kedua cara ini efektif untuk mengurangi dampak buruk tertular COVID-19 yakni kesakitan dan kematian.
Berita Terkait
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
-
Gara-Gara Kabar Perceraian Sherina Munaf dan Baskara Mehendra, Istilah Lavender Marriage Trending
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Saat Shin Tae-yong Bertaruh Nyawa: Penyakit Kronis Saya Memburuk
Terpopuler
- Oki Setiana Dewi Jawab Isu Dipoligami oleh Ory Virtrio
- Pemilik Pagar Laut di Tangerang Bakal Didenda Rp 18 Juta per Kilometer, Sahroni Nasdem: Saya Lemas
- Ketahui 11 Ciri-Ciri Skincare Mengandung Merkuri, Berkaca dari Kasus Mira Hayati
- Suzuki Thunder Terlahir Kembali, Kini Menjelma Jadi Motor Niaga
- Aguan Buka Suara, SHM Pagar Laut Tangerang Bukan Reklamasi, Tapi Lahan Terabrasi
Pilihan
-
Siapa Gerardo Seoane? Pelatih Kevin Diks, Punya Darah Keturunan dan Kuasai 6 Bahasa
-
Kevin Diks Lancar, Pemain Papua Ini Malah Dilarang PSSI Gabung Bayern Munchen
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi Note 14 5G vs Redmi Note 13 5G, Duel HP 5G Murah
-
Breaking News! Kevin Diks Resmi Gabung ke Borussia Monchengladbach
-
Angpao Cashback BRImo Spesial Imlek! Buruan Klaim Sebelum Kehabisan!
Terkini
-
Waspada Buaya Lepas! Wisata Pantai Batam Diimbau Tingkatkan Keamanan Saat Liburan
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI