
SuaraBatam.id - Dewi Lestari saat ini sudah beragama Buddha. Perjalanan akidahnya itu diceritakan dalam YouTube Daniel Mananta pada Kamis (13/1/22).
Dee Lestari sendiri lahir dari orang tua yang beragama Kristen. Namun, ia mengaku pernah tak beragama dengan alasan tertentu.
"Salah satu faktor kenapa gue jadi 'gue enggak bisa lagi nih' karena lo bayangin ketika misalnya gue berdoa itu dengan cepat jawaban datang, kayak gue belum menyelesaikan kalimatku, sudah ada yang menjawab," kata Dewi Lestari melansir YouTube Daniel Mananta pada Kamis (13/1/22).
Penyanyi sekaligus penulis 41 tahun tersebut menjelaskan alasan secara sederhana mengapa dirinya sempat memilih untuk tidak menganut agama apapun.
Baca Juga: Tempat Hiburan Tarian Striptis Dekat Masjid Agung di Batam Tak Berizin
"Sehingga lama-lama gue bingung 'gue ngapain kalau gitu ya' berarti ketika gue mendengarkan orang berkhotbah bahwa ada medium antara lo dan Tuhan. Tapi ketika kita bisa (ngomong) langsung kehadiran medium ini menjadi relevan, dan itu yang membuat gue akhirnya merasa 'mendingan gue kosong dulu deh'," ujarnya.
Namun pada saat itu, Dewi Lestari justru merasa sangat dekat dengan Tuhan. "Justru gue ngerasa sangat dekat (dengan Tuhan). Gue bisa ngobrol, gue bisa tanya apapun dan gue merasa ini sebenarnya adalah suara yang selalu bersama dengan gue, cuman gue enggak pernah sadar, tiba-tiba gue sadar dengan kehadiran-Nya."
Hanya saja, ia merasa ada yang hilang dalam hidupnya, yakni kebutuhan untuk memiliki sebuah ritual. Hingga akhirnya dia mulai menjalani yoga dan meditasi.
Saat itu, Dewi Lestari melakukan meditasi untuk menghormati Tuhan. Sehingga, ia memutuskan untuk memperdalam agama Buddha yang sesuai dengan hal tersebut.
Pemeran Filosofi Kopi itu kemudian mengunjungi wihara di Lembang, Bandung dan mengutarakan niatnya untuk memeluk agama Buddha kepada salah satu biksu.
Baca Juga: Gubernur Kepri: UMK Batam Sesuai Kepmen, Buruh Harus Hormati Proses Hukum
"Gue akhirnya ketemu satu orang, tanya 'mas saya mau jadi Buddhis gimana caranya ya, saya musti ketemu siapa?'. Terus ada bhante (biksu) menemui gue terus gue tanya 'halo bhante, saya tertarik untuk jadi Buddhis'," ucapnya.
Setelah itu, Dewi Lestari mendapat pemahaman bahwa untuk memeluk agama Buddha, ia tak perlu melakukan pendaftaran formal. Sehingga, ia lebih banyak mendalami agama Buddha dengan para biksu.
"Akhirnya, gue ada ritualnya. Namanya itu adalah upasaka upasika, kemudian gue dapat nama Siri Candhani sebagai nama Buddhis gue," pungkas Dewi Lestari.
Berita Terkait
-
Jalan Kaki 2.800 KM, Hasil Pindapata Bhikkhu Thudong Dibagikan ke Yayasan hingga Tempat Ibadah
-
Usai Jalan Kaki 2.800 Km dari Thailand ke Borobudur, 38 Bhikkhu Thudong Singgah Lagi ke Jakarta
-
Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur: Wujudkan Perdamaian Dunia
-
Rahasia Hidup Selaras Alam ala Buddhis: Intip Gaya Hidup Komunitas Vegan di Yogyakarta
-
Gemerlap Puncak Perayaan Waisak di Borobudur
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Mobil Bekas Setara Harga Motor Baru di Bawah 25 Juta, Lengkap Spesifikasi dan Pajaknya
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!
-
Mantri Perempuan BRI Ini Refleksikan Semangat Kartini: Tanpa Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
-
Rayakan Hari Kartini, BRI Perkuat Komitmen pada Kesetaraan Gender, Berdayakan Kaum Perempuan