Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 06 Januari 2022 | 15:45 WIB
Suasana depan Perumahan Royal Grande saat didatangi oleh puluhan massa aksi pengungsi asal Afganistan (partahi/suara.com)

SuaraBatam.id - Pengungsi Afganistan berunjuk rasa di depan Perumahan Royal Grande, salah satu perumahan mewah di bilangan Batam Center, Kamis (6/1/2022).

Demontrasi kembali terjadi karena permintaan pemindahan para pengungsi ke negara ketiga yakni Australia, Amerika, Canada, dan New Zealand masih belum dipenuhi pemerintah.

"Kami kemari karena kami tahu di dalam perumahan mewah ini, ada kantor perwakilan International Organization for Migration (IOM). Kami ingin bertemu dengan mereka," jelas Ali Akbar salah satu perwakilan massa aksi saat ditemui di lokasi.

Pantauan di lokasi, para pengungsi yang menggunakan rompi bewarna biru, sempat bersitegang dengan petugas keamanan Perumahan karena mencoba menutup akses masuk ke kawasan perumahan.

Baca Juga: Korban Banjir di Kampung Aceh Batam Belum Mendapat Bantuan Pemerintah

Hingga saat ini, walau sudah melakukan aksi unjuk rasa hingga berkali-kali, namun baik pihak IOM dan UNHCR di Kepulauan Riau, tak kunjung bertemu.

Menurut pengungsi mereka seakan disandera, oleh organisasi-organisasi Internasional yang ada di Indonesia.

"Karena awal janji mereka sangat manis dalam menyelamatkan kami dari negara kami yang tengah berperang. Namun tiba di sini, kami malah merasa seperti disandera oleh mereka," tegasnya.

Tidak hanya itu, salah satu alasan lain terjadinya aksi kali ini, dikarenakan dua pengungsi di pengungsian yang berada di Makasar meninggal.

Menurut Ali, kedua saudara mereka tersebut sejak awal sudah mengalami depresi, hingga akhirnya memilih untuk bertindak nekat.

Baca Juga: Tiga Event Wisata Menarik di Batam Awal Tahun 2022

"Dua saudara kami di Makasar telah meninggal kemarin. Ini menjadi titik balik bagi kami di Batam, agar melakukan aksi dan ingin bertemu dengan perwakilan IOM," ujarnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More