SuaraBatam.id - Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Batam, pertanyakan penghargaan Batam sebagai Kota Ramah Anak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Ketua KPPAD Batam, Abdillah menyebutkan bahwa penghargaan tersebut, sepertinya hanya menilai Batam dari satu indikator.
"Menurut kami predikat itu hanya melihat dari infrastruktur saja. Kalau memang hanya sektor itu, kita memang akui dan pantas diacungi jempol," tegas Abdillah, Kamis (25/11/2021).
Sektor lain yang belum dipenuhi oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam, adalah sisi pengawasan terhadap keamanan anak.
Contohnya kasus dugaan kekerasan yang terjadi terhadap siswa SMK SPN Dirgantara, yang saat ini menghebohkan masyarakat Batam.
"Kasus kekerasan di sekolah ini, juga bukan baru terjadi sekarang. Pada beberapa tahun sebelumnya, hal ini juga kerap terjadi. Belum lagi kekerasan terhadap anak yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka," lanjutnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengaku bahwa pada dasarnya Pemko Batam terbuka atas kritik yang disampaikan mengenai penghargaan yang diterima dari Pemerintah Pusat.
Walau ia juga menyarankan, agar sebaiknya kritik mengenai penghargaan ini, seharusnya dapat disampaikan secara langsung, dan dibarengi dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Nah, ini kan soal perspektif saja. Bagaimana KPPAD melihat penghargaan itu, mana sisi plus dan mana sisi negatifnya," terang Amsakar saat ditemui di Gedung Pemko Batam.
Baca Juga: Vaksinasi Berhasil, Batam Bersiap Terima Wisatawan Mancanegara Tahun Depan
Mengenai sistem pendidikan, Amsakar bahkan menegaskan bahwa saat ini Batam meraih Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi apabila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Kepulauan Riau.
Artinya proses pembelajaran di institusi pendidikan di Batam, terselenggara dengan baik, dengan tingkat kelulusan, dan penerimaan siswa baru yang angkanya paling tinggi di Kepri.
"Tetapi, kalau ada yang keberatan dengan apa yang diberikan. Silakan diskusikan itu dengan pihak atau lembaga yang kompeten, ke Kementerian misalnya," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Benarkah Sakit Hati Ditegur Jadi Motif Siswi SD Bunuh Ibu Kandung di Medan?
-
Status Sherly: Ahli Waris Mpok Alpa yang Hilang Jelang Sidang
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak
-
MAB Gandeng Solarky untuk Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Geger Anak Bunuh Ibu Kandung di Medan, Pelaku Siswi SD Dikenal Ramah dan Berprestasi
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Ini Dia Rekomendasi 6 Speaker JBL Terbaik di Promo 12.12
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk