
SuaraBatam.id - Selama ini nelayan Batam menggunakan perahu kayu atau pompong dengan tenaga bahan bakar minyak (BBM) sebagai transportasi antar pulau.
Selain menggunakan BBM pompong juga bisa ditenagai dengan penggunaan baterai.
Wali Kota Batam Kepulauan Riau Muhammad Rudi melakukan uji coba penggunaan perahu tempel listrik berbasis baterai dengan berlayar dari Pulau Batam ke Pulau Belakangpadang, Selasa.
"Tidak ada suara. Biasanya kalau naik kapal, kita bicaranya harus agak kuat. Kalau di kapal itu setengah kuat saja, berisik ya kalau ada angin. Kalau tidak ada angin, senyap, sepi seperti jam 12 malam," kata Wali Kota usai berperahu di Pulau Belakangpadang.
Baca Juga: BPS Sebut Kenaikan Harga Sayur di Batam Berdampak Pada Inflasi
Menurut dia, penggunaan kapal listrik relatif sempurna. Selain tidak berisik perahu itu juga tidak mencemari lingkungan.
Relatif tidak ada gas yang terbuang dari mesin kapal sehingga tidak meracuni ikan dan hewan laut di perairan. "Semua yang ada di laut bersih. Karena tidak pakai bahan bakar fosil," kata Wali Kota.
Namun sayang, kata Wali Kota, harga mesin dan baterai masih mahal.
Ia berharap, harga bisa turun sehingga kapal canggih ramah lingkungan itu dapat dinikmati nelayan pesisir Batam.
ADB menyerahkan dua perahu tempel listrik berbasis baterai untuk digunakan warga Kecamatan Belakangpadang.
Baca Juga: Gunakan Kondom, Seorang Ayah di Batam Tega Cabuli Anak Sendiri Berkali-kali
Camat Belakangpadang Yudi Admaji menyatakan dua bantuan perahu tempel listrik berbasis baterai itu diberikan kepada dua koperasi pengemudi motor sangkut (kapal yang melayani pelayaran antarpulau).
"Nanti beroperasi di sini melayani Batam-Belakangpadang," kata dia.
Ia mengakui, kapal itu terlalu mahal untuk digunakan nelayan, karena harga mesin, baterai dan kapal bisa mencapai ratusan juta rupiah, lebih tinggi ketimbang mesin tempel 40 PK dan kapal yang harganya sekitar Rp80 juta.
Ia mengatakan, daya pada baterai mesin kapal bisa diisi langsung di rumah warga. Pengecasan sekitar enam jam untuk operasional sekitar satu jam. (antara)
Berita Terkait
-
Setelah Larangan Ekspor Nikel, Indonesia Siap Jadi Pusat Baterai Dunia
-
5 Harga Baterai Mobil Listrik, Mana yang Paling Terjangkau?
-
Tecno POVA 7: HP Sejutaan, Desain Sultan, Baterai Gajah!
-
6 HP Rp 1 Jutaan Baterai 7.000 mAh Termurah di Juni 2025: Tahan Berhari-hari Tanpa Cas
-
Tawaran Uji Coba Diabaikan Malaysia, Timnas Indonesia Kini Dapatkan Hikmah Pasca Penolakan
Terpopuler
- Jangan Salah Pilih! Ini 3 Mobil Keluarga Bekas Rp50 Jutaan yang Paling Minim Perawatan
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 26 Juni: Klaim Golden Gloo Wall dan Diamond
- 5 Mobil Lawas Seharga Honda BeAT 2025: Cocok Untuk Pemula, Mesin Tak Gampang Rewel
- 5 Mobil Bekas Merek VW Termurah: Semiring Harga Avanza Bekas
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Desain Mewah Rp 80-100 Juta: Ada BMW dan Honda
Pilihan
-
Kemenkeu Ungkap Prabowo Tebas 145 Peraturan Sektor Pertanian, Dampaknya Bikin Ngeri!
-
Penjual E-commerce Kena Pajak, Kemenkeu Minta Para Pelapak Tenang
-
Bukan Kanan Atau Kiri, Ini Jalan Ekonomi yang Diambil Prabowo
-
Dugaan Malpraktik Dokter Senior RSCM, Terancam Karier Tamat Hingga Penjara 5 Tahun
-
Gaji Cristiano Ronaldo Rp3,8 Triliun Bisa Buat Beli Apa Saja di Indonesia?
Terkini
-
AgenBRILink dari BRI Bantu UMKM dan Ekonomi Daerah Tumbuh
-
Dari Lokal ke Global, Casa Grata Buktikan UMKM Bisa Mendunia Bersama BRI
-
BRI Jamin Kemudahan Transaksi di Libur Panjang Lewat Weekend Banking dan Solusi Digital
-
Dorong UMKM Bangkit, BRI Salurkan KUR Rp69,8 triliun Sepanjang 2025
-
Puncaki Daftar Fortune Asia Tenggara, BRI Raih Posisi Tertinggi sebagai Institusi Keuangan No.1