SuaraBatam.id - Pembahasan terkait Afghanistan kembali dilanjutkan Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang menghubungi Menlu Inggris Dominic Raab dan Menlu Italia Luigi Di Maio.
Taliban yang menguasai Afghanistan membuka lembaran baru negara itu. Wang dalam percakapan dengan Di Maio, menyebut saat ini terjadi pemaksaan nilai-nilai tertentu pada negara dan peradaban lain sulit dicapai karena yang telah terjadi di masa lalu akan tetap terjadi di masa depan.
Komunitas internasional prihatin dengan arah masa depan Afghanistan sehingga menurut Wang, diperlukan konsensus semua pihak untuk membangun sistem politik yang terbuka dan inklusif di Afghanistan, mengupayakan kebijakan dalam dan luar negeri yang moderat dan stabil, dan memutuskan hubungan dengan semua organisasi teroris.
Wang menggarisbawahi pernyataan juru bicara Taliban yang berulang kali menyambut positif perhatian komunitas internasional dan menunjukkan sikap yang kooperatif.
"Dengarkan kata-katanya, lihat tindakan-tindakannya," ujar Wang.
Sehari sebelumnya, Wang juga menghubungi Menlu Raab untuk membicarakan hal yang sama.
"Situasi di Afghanistan menjadi salah satu contoh negatif, dan jika Amerika Serikat tidak belajar dari pelajaran yang menyakitkan, akan mendapatkan pelajaran yang baru," ujarnya dikutip media resmi China.
Wang juga menjelaskan beberapa catatan bahwa ketika masalah Afghanistan memasuki tahap kritis dari militer ke penyelesaian politik, maka harus memperhatikan tiga aspek.
Pertama, Taliban harus mampu menyatukan rakyat Afghanistan dengan membangun struktur politik yang terbuka dan inklusif sesuai dengan situasi negara tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Batal Gunakan Pesawat Sipil untuk Evakuasi WNI dari Afghanistan, Ini Alasannya
Kedua, Afghanistan harus menindak tegas semua jenis organisasi teroris dan mencegah berkumpulnya para teroris lagi.
Ketiga, masyarakat internasional harus dapat memainkan peran konstruktif dan menghormati kemerdekaan dan kedaulatan Afghanistan tanpa turut campur dalam urusan domestik Afghanistan.
Raab sepakat bahwa komunitas internasional harus mengambil pelajaran dari peristiwa yang terjadi di Afghanistan dan negara itu tidak boleh lagi menjadi pusat terorisme.
Sementara Di Maio mendukung komunikasi intensif China dengan Taliban untuk memberikan arahan yang positif.
Sebelumnya Wang juga menelepon para mitranya di Pakistan dan Turki.
Pasukan gerilyawan Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan yang sah di Afghanistan pada Minggu (15/8).
Berita Terkait
-
Kondisi Kabul Afghanistan Memanas, Pemerintah Alihkan Tim KBRI ke Islamabad
-
Menlu Berharap Hak-hak Kaum Perempuan di Afghanistan Dihormati
-
Ribuan Staf di Kabul Dievakuasi ke Pakistan, Bank Dunia Masih Bungkam
-
26 WNI Berhasil Dievakuasi dari Afghanistan, Begini Kondisinya
-
Menlu Retno: Membawa WNA dalam Misi Evakuasi dari Afghanistan Kewajiban Kemanusiaan
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kapal di Karimun Diamankan, Ternyata Bawa Narkoba dan Kayu Tanpa Dokumen
-
Wakil Kepala BGN Ingatkan Pihak Terkait MBG Bekerja Sama dengan Baik
-
BGN Minta Mitra dan Yayasan Peduli Terhadap Siswa-siswi Penerima Manfaat
-
Pejabat Utama dan Kapolres di Polda Kepri Dimutasi, Berikut Namanya
-
Anggota Polisi di Kepri Jalani Sidang Etik usai Diduga Aniaya Pacar