Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 09 Agustus 2021 | 14:42 WIB
Ilustrasi Bajak Laut (Unsplash)

SuaraBatam.id - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalimantan Barat, Sigit Sugiardi menyebut, sejumlah nelayan mengeluhkan aksi "premanisme" atau bajak laut yang dilakukan oknum warga dengan meminta hasil melaut dan bahan bakar minyak (BBM) nelayan di kawasan perairan Pulau Pelapis.

"Kejadian atau informasi yang kami terima, aksi premanisme yang dialami para nelayan baik yang sedang melaut ataupun sedang istirahat di sekitar Pulau Pelapis dan sekitarnya, Sabtu kemarin (7/8)," kata Sigit Sugiardi, Senin (9/8/2021).

Ia melanjutkan, bahkan aksi tersebut dilakukan dengan menggunakan senjata api agar para nelayan menuruti kemauan mereka.

"Kejadian seperti itu memang sudah berulang kali terjadi, para preman sepertinya 'kucing-kucingan' dalam melakukan aksinya, yakni ketika patroli gencar dilakukan oleh instansi terkait, maka mereka tidak melakukan aksinya, tetapi ketika tida ada patroli mereka kembali meresahkan para nelayan," ungkap Sigit.

Baca Juga: Kapal Nelayan Terbakar di Perairan Pulau Berhala, 1 Tewas dan 2 Hilang

Sehingga dalam hal ini, semua pihak harus mencari solusinya dalam memberikan rasa aman pada nelayan saat mencari rezeki dengan turun ke laut untuk menangkap ikan, katanya.

"Para preman itu, menurut keterangan para nelayan sepertinya bukan dari daerah Kalbar, hal itu bisa dilihat dari bentuk kapal motor mereka yang berbeda dengan milik nelayan lokal," ujarnya.

Mereka (preman itu) menggunakan KM yang agak panjang dan menggunakan senjata api dalam menakut-nakuti para nelayan.

"Sehingga para nelayan tidak ada yang berani dalam mengambil foto atau video saat mereka memalak para nelayan," kata Sigit.

Sejumlah lokasi yang sering menjadi tempat favorit premanisme diantaranya sebelah barat Selat Karimata atau lokasi di sekitar Kerang Leman, kemudian Pulau Pelapis.

Baca Juga: Menyelam Tangkap Ikan di Pulau Sangiang, Nelayan Anyer Tewas

 "Lokasi itu merupakan kawasan yang banyak ikannya, airnya jernih arusnya juga bagus, sehingga banyak nelayan yang menangkap ikan di sana, yang tidak hanya nelayan dari Kalbar saja, melainkan juga dari Pulau Jawa," katanya.

"Semoga ke depan kejadian ini tidak berulang lagi, sehingga masyarakat atau nelayan tidak dirugikan akibat ulah dari preman itu," ujar Sigit.

Load More