Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 29 Juli 2021 | 11:49 WIB
Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. [AFP]

SuaraBatam.id - Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan Teheran tidak akan menerima tuntutan AS dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dan menyebut AS gagal untuk menjamin bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan pakta itu lagi.

"Amerika bertindak benar-benar pengecut dan jahat," kata TV pemerintah mengutip Ayatollah Ali Khamenei.

"Mereka pernah melanggar kesepakatan nuklir tanpa biaya dengan keluar darinya. Sekarang mereka secara eksplisit mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan jaminan bahwa itu tidak akan terjadi lagi," tulis berita itu lagi.

Juru bicara Kemenlu AS menyebut, pemerintahan Presiden Joe Biden secara tulus dan teguh dalam menempuh jalur diplomasi yang berarti untuk mencapai pengembalian timbal balik untuk mematuhi perjanjian tersebut.

Baca Juga: 108 Tentara AS Dikarantina 8 Hari di Yonif 600 Raiders Balikpapan

Sejak 9 April, Teheran dan enam kekuatan dunia telah melakukan pembicaraan untuk menghidupkan kembali pakta nuklir yang dibatalkan tiga tahun lalu oleh Presiden AS Donald Trump.

Putaran keenam pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington ditunda pada 20 Juni, dua hari setelah ulama garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai presiden Republik Islam.

Pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi belum mengumumkan kapan putaran negosiasi berikutnya akan dilanjutkan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan Amerika Serikat telah menjelaskan bahwa pihaknya siap untuk kembali ke Wina untuk melanjutkan negosiasi.

"Kami mendesak Iran untuk segera kembali ke negosiasi sehingga kami dapat berusaha untuk menyelesaikan kesepakatan ini," kata juru bicara yang identitasnya dirahasiakan tersebut.

Baca Juga: Wajib Ditonton! Prancis Ciptakan Duel Menarik Lawan Amerika di Semifinal 3x3 Putri

Namun, Khamenei saat ini dianggap bukan presiden, memiliki keputusan terakhir tentang masalah negara Iran, termasuk kebijakan nuklir.

Para pejabat Iran dan Barat mengatakan masih ada celah yang signifikan untuk mengembalikan kesepakatan, di mana Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan bantuan pencabutan sanksi keras.

Sebelumnya, Iran mengatakan tidak pernah mencari senjata nuklir.

Sanksi keras

Sanksi keras yang diberlakukan kembali oleh Trump sejak 2018 telah mendorong Teheran untuk melanggar batas kesepakatan.

Namun, Teheran mengatakan langkah nuklirnya dapat dibalik jika Washington mencabut semua sanksi.

Biden berusaha untuk memulihkan dan akhirnya memperluas pakta untuk memberikan lebih banyak batasan pada pekerjaan nuklir Iran dan pengembangan misilnya serta membatasi kegiatan regionalnya.

"Dalam pembicaraan nuklir baru-baru ini, Amerika dengan tegas bersikeras pada sikap keras kepala mereka. Ketika membuat janji dan di atas kertas, mereka mengatakan akan menghapus sanksi, tetapi dalam praktiknya tidak akan hapus sanksi," kata Khamenei.

Khamenei mengatakan Washington "keras kepala" dan bersikeras menambahkan hukuman pada kesepakatan nuklir yang ada.

"Dengan menambahkan kalimat ini, mereka ingin memberikan alasan untuk intervensi lebih lanjut mereka pada kesepakatan nuklir dan pekerjaan rudal (Iran) serta masalah regional," kata Khamenei.

"Kemudian jika kita menolak untuk membahas masalah itu, Amerika akan menuduh Iran melanggar kesepakatan nuklir dan mereka akan mengatakan kesepakatan itu berakhir," ujarnya.

Load More