
SuaraBatam.id - Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan Teheran tidak akan menerima tuntutan AS dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dan menyebut AS gagal untuk menjamin bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan pakta itu lagi.
"Amerika bertindak benar-benar pengecut dan jahat," kata TV pemerintah mengutip Ayatollah Ali Khamenei.
"Mereka pernah melanggar kesepakatan nuklir tanpa biaya dengan keluar darinya. Sekarang mereka secara eksplisit mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan jaminan bahwa itu tidak akan terjadi lagi," tulis berita itu lagi.
Juru bicara Kemenlu AS menyebut, pemerintahan Presiden Joe Biden secara tulus dan teguh dalam menempuh jalur diplomasi yang berarti untuk mencapai pengembalian timbal balik untuk mematuhi perjanjian tersebut.
Baca Juga: 108 Tentara AS Dikarantina 8 Hari di Yonif 600 Raiders Balikpapan
Sejak 9 April, Teheran dan enam kekuatan dunia telah melakukan pembicaraan untuk menghidupkan kembali pakta nuklir yang dibatalkan tiga tahun lalu oleh Presiden AS Donald Trump.
Putaran keenam pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington ditunda pada 20 Juni, dua hari setelah ulama garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai presiden Republik Islam.
Pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi belum mengumumkan kapan putaran negosiasi berikutnya akan dilanjutkan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan Amerika Serikat telah menjelaskan bahwa pihaknya siap untuk kembali ke Wina untuk melanjutkan negosiasi.
"Kami mendesak Iran untuk segera kembali ke negosiasi sehingga kami dapat berusaha untuk menyelesaikan kesepakatan ini," kata juru bicara yang identitasnya dirahasiakan tersebut.
Baca Juga: Wajib Ditonton! Prancis Ciptakan Duel Menarik Lawan Amerika di Semifinal 3x3 Putri
Namun, Khamenei saat ini dianggap bukan presiden, memiliki keputusan terakhir tentang masalah negara Iran, termasuk kebijakan nuklir.
Para pejabat Iran dan Barat mengatakan masih ada celah yang signifikan untuk mengembalikan kesepakatan, di mana Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan bantuan pencabutan sanksi keras.
Sebelumnya, Iran mengatakan tidak pernah mencari senjata nuklir.
Sanksi keras
Sanksi keras yang diberlakukan kembali oleh Trump sejak 2018 telah mendorong Teheran untuk melanggar batas kesepakatan.
Namun, Teheran mengatakan langkah nuklirnya dapat dibalik jika Washington mencabut semua sanksi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Meski Berjaya di Amerika Serikat, Tesla Tak Berkutik di China
-
Uji Coba Porto vs Roma, Laga Berakhir Imbang 1-1
-
Rahasia Terbongkar! Serangan Drone Amerika Bunuh Warga Sipil Afghanistan
-
Coba Lari di Atas Lautan Pakai Roda Hamster, Pria AS Ini Akhirnya Terdampar Lagi
-
Koordinator Keamanan Presiden Haiti Disebut-sebut Terlibat Pembunuhan Presidennya
Terpopuler
- 6 Pilihan HP Samsung Murah Harga Rp1 Jutaan: RAM 6 GB, Performa Terbaik
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Keluarkan Rp7 Juta untuk Tebus Ijazah Eks Satpam, Wamenaker Noel: Perusahaan Membangkang Negara
- 8 Rekomendasi HP Harga Rp1 Jutaan Spesifikasi Tinggi: Layar AMOLED, Kamera 50 MP!
- 5 Mobil Keluarga Terbaik yang Kuat Tanjakan, Segini Beda Harga Bekas vs Baru
Pilihan
-
Kesombongan Pemain Klub Israel: Kami Tak Takut dengan Rudal Iran!
-
3 Kerugian Ole Romeny dan Marselino Ferdinan Tampil di Piala Presiden 2025
-
Perang Iran-Israel Kian Panas, Pasar Keuangan Global Panik
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi di Awal Pekan, Dibanderol Rp 1.968.000 per Gram
-
Bayern Munich Perkasa di Piala Dunia Antarklub: Bantai Auckland City 10-0
Terkini
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!