SuaraBatam.id - Seorang pedagang yang bermukim di bekas bangunan Pasar Induk Jodoh yang meninggal saat penggusuran oleh tim terpadu, pada Senin (26/7/2021) diketahui bernama Priska Ginting (42).
Pembongkaran itu sendiri berjalan lancar. Namun sekitar pukul 14.00 wib, situasi sempat memanas usai Priska diketahui mengalami sesak nafas akibat terkejut saat didatangi petugas di salah satu lapak yang telah diubah menjadi rumah petak miliknya.
"Saat itu dia lagi ngupas bawang di dalam untuk dijual. Terkejut dia tiba-tiba petugas masuk gitu aja," ungkap E. Ginting salah satu kerabat yang ditemui di lokasi pembongkaran, Senin (26/7/2021).
Namun demikian, pihaknya juga mengomentari mengenai tim medis yang berada di lokasi pembongkaran area pasar karena tidak dapat melakukan upaya medis maksimal.
Baca Juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Wali Kota Yogyakarta Perbolehkan Pedagang Kembali Berjualan
Menurutnya, hal ini dipicu oleh omongan dari pihak keluarga, yang dianggap membuat sakit hati para petugas medis hingga Priska akhirnya dibiarkan tidak berdaya selama hampir satu jam.
"Memang iya ada omongan kami yang kasar karena emosi lihat petugas Satpol yang mengejutkan dia. Tapi kalau cuma itu alasannya, udah bertentangan dengan sumpah mereka sebagai tim medis," tegasnya.
Melihat kondisi Priska semakin melemah, akhirnya para kerabat dan keluarga membawa Priska untuk menuju Rumah Sakit. Namun sayangnya, nyawa Priska tidak dapat tertolong dan akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan.
Bony Ginting, salah satu warga pasar Induk Jodoh mengatakan, Priska memang memiliki riwayat penyakit jantung, dan tindakan petugas yang mendobrak rumahnya dianggap sebagai pemicu kematian Priska.
Ia lantas, warga meminta pertanggungjawaban dari Kadisperindag Batam sebagai pimpinan operasi pembongkaran bekas Pasar Induk Jodoh.
Baca Juga: Bangunan Eks Pasar Induk Jodoh Dirobohkan, Sekda Batam Minta Petugas Tenang Hadapi Protes
"Kami mempertanyakan mengapa di tengah PPKM saat ini pemerintah malah melakukan penggusuran. Kita meminta pertanggungjawaban Gustian Riau selaku penanggung jawab kegiatan ini," tuturnya.
Sementara itu, dikarenakan peristiwa tersebut warga kemudian sempat melakukan perlawanan dengan memaki dan menghalangi petugas yang ingin melanjutkan pembongkaran.
Tidak hanya itu, beberapa warga juga terlihat sempat melempar batu ke arah petugas. Petugas akhirnya terpaksa menghentikan pembongkaran hingga Senin sore.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait
Berita Terkait
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
-
Viral Pedagang Ayam Ditagih Pajak Rp500 Juta, Kinerja Petugas Pajak Tuai Kritikan
-
Mama-Mama Papua Buka Suara: Pasar Baru Bukan Solusi, Kami Minta Pasar Boswesen Dibangun
-
Hanya Bayar Listrik 40 Ribu per Bulan! Ini Keajaiban PLTS di Pulau Terpencil
-
Harapan dari Pedagang Mikro kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
-
Garda Prabowo Dukung Andi Harun di Samarinda, Pilih Isran Noor di Pilgub Kaltim, Bukan Rudy Mas'ud
Terkini
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra