SuaraBatam.id - Menanggapi adanya laporan pasien Covid-19 yang mengalami sulit tidur atau insomnia, Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau menyebut perlunya uji klinis terkait hal ini.
Kepala Dinkes Bintan Gama AF Isnaeni mengatakan, sejumlah pasien COVID-19 di daerah tersebut yang mengalami kesulitan tidur merupakan kasus baru, yang ditemukan baru-baru ini.
Namun pemerintah maupun tim medis belum dapat menyimpulkan kasus itu sebelum dilakukan penelitian oleh para ahli.
Dokter ahli syarat, contohnya harus memastikan apakah COVID-19 mengganggu syaraf pasien. Kemudian, psikiater juga dibutuhkan untuk memeriksa pasien, apakah ada permasalahan nonmedis, yang menyebabkan pasien sulit tidur.
"Kami belum dapat pastikan apakah ada hubungan antara COVID-19 dengan gangguan tidur pada pasien. Apakah ini masuk dalam kategori organik, ada hubungan antara COVID-19 dengan pasien, atau hanya tekanan yang menyebabkan pikiran yang berlebihan," katanya kepada Antara.
Camat Bintan Utara, Firman Setyawan kesulitan tidur (insomnia) setelah terinfeksi COVID-19. Sejumlah orang yang tertular COVID-19 di Bintan pun, mengalami kesulitan tidur.
"Saya mulai mengalami insomnia setelah lima hari terinfeksi COVID-19. Kemudian setelah sembuh pun saya masih sulit tidur," kata Firman, di Bintan, Kamis (3/6/2021).
Firman terinfeksi COVID-19 setelah menuntaskan penerimaan vaksin. Ia mengalami gejala berupa batuk dengan intensitas tinggi, yang menyebabkan nyeri pada bagian dadanya.
Batuk disertai nyeri pada bagian dada tersebut terjadi selama dua hari. Setelah lima hari terinfeksi COVID-19, jadwal tidurnya mulai berubah.
Baca Juga: Selain Amerika, Ini 4 Negara yang Sudah Bebas Masker
Firman menyatakan baru bisa tidur pada pukul 05.00 WIB, setiap hari. Padahal matanya mengantuk sejak malam hari.
"Saat saya terinfeksi COVID-19, mungkin banyak pikiran karena ada tugas-tugas yang belum dilaksanakan, seperti pelaksanaan MTQ. Tetapi kemudian saya tidak ada beban pikiran apa-apa, tetapi masih juga sulit tidur," ucapnya.
Firman mengemukakan jadwal tidurnya sekarang mulai sedikit ada perubahan. Sejak beberapa hari lalu, ia sudah bisa terlelap tidur mulai pukul 03.00 WIB.
Ia sendiri tidak mengetahui apakah ada hubungan antara COVID-19 dengan insomnia. "Saya sudah tanyakan ke dokter. Jawabannya karena dipengaruhi pikiran. Padahal tidak ada hal berat yang menyebabkan saya sulit tidur," katanya.
Berita Terkait
-
Satgas Temukan RSUD Rujukan Covid-19 di Kudus Tak Sesuai Standar WHO
-
Banyak Penyintas Alami Long Covid-19, Ahli Ungkap Cara Mengatasinya
-
Ada Tes Swab Antigen Baru, Lebih Akurat Mana Dibanding yang Sebelumnya?
-
Gara-gara Kerja Bakti, Warga 4 RT di Kelapa Dua Tangerang Positif COVID-19
-
Polda Metro Jaya Temukan 933 Pemudik Terindikasi Covid-19
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam