Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Sabtu, 15 Mei 2021 | 08:53 WIB
Ali Mochtar Ngabalin saat memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait kasus pencemaraan nama baik. (Suara.com/Bagaskara)

SuaraBatam.id - Ucapan Busyro Muqoddas yang mengkritik Ali Mochtar Ngabalin, dibalas oleh Ngabarlin agar dirinya mengundurkan diri dari jabatan Ketua Bidang Hukum dan HAM Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

"Sebagai AMM saya menyarankan ke mas Busyro agar mengundurkan diri sebagai ketua PP. Muhammadiyah. Saya keberatan kalau kangmas memposisikan diri seperti pekerja LSM anti korupsi di PP. Muhammadiyah," kata Ngabalin melalui akun Twitter-nya pada Jumat (14/5/2021).

Untuk diketahui, Ngabalin sebelumnya menyebut, Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah yang bertujuan mendidik umat.

Namun, ia lantas menyebut Muhammadiyah yang berwibawa telah tercemar dengan sikap Busyro yang mengkritik gejolak di dalam tubuh KPK.

Baca Juga: Ngabalin Sebut Faisal Basri Terpapar Radikalisme Jika Ajak Boikot Bank

"Otak-otak sungsang yang gini merugikan persyarikatan. Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan ummat yang kuat dan berwibawa tercemar oleh manusia prejudice seperti ini," kata Ngabalin pada Kamis, 13 Mei 2021.

"Cocoknya Mas Busro di LSM anti korupsi atau masuk parpol sekalian. rasanya Anda tidakk cocok menjadi pimpinan Muhammadiyah," ujarnya lagi.

Dalam cuitannya, Ngabalin juga mengunggah sebuah artikel yang menjelaskan ucapan Busyro terkait akhir dari KPK di masa pemerintahan Jokowi.

Membalas ucapan Ngabalin, Busyro justru kirim salam sayang.

"Salam sayang saja," kata Busyro, melansir Terkini.id (jaringan Suara.com).

Baca Juga: Debat panas Abdullah Hehamahua vs Ngabalin, Bawa-bawa Orangtua

Meski demikian, Busyro mengaku tetap membela 75 pegawai KPK yang dinonaktifkan karena tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

"Saya akan tetap berhikmat membersamai 75 pegawai KPK yg dizalimi itu bersama tokoh, aktivis, dan pegiat masyarakat sipil lainnya yang itu bermakna luhur mulia untuk menolong rakyat korban kezaliman struktural yang semakin tandus dari kejujuran, dan terus dalam kubangan limbah politik tuna adab dan tata krama," tegas Busyro.

Load More