Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Minggu, 28 Maret 2021 | 13:30 WIB
Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad dalam sebuah kunjungan luar negeri beberapa waktu lalu. [Behrouz MEHRI / AFP]

SuaraBatam.id - Kepala Polis Diraja Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Abdul Hamid Bador mengatakan, tiga lelaki termasuk di antara enam yang ditangkap di Kuala Lumpur, Selangor, Perak dan Penang pada 6 Januari dan 7 Januari tahun lalu terlibat dengan kelompok teroris ISIS.

Dua warga Malaysia dan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) telah merencanakan membunuh mantan perdana menteri Tun Dr Mahathir Mohamad dan beberapa menteri tahun lalu.

"Mereka adalah bagian dari sel ISIS yang dibentuk pada 2019 yang bertujuan untuk mempromosikan ideologi Salafi Jihadi, merekrut anggota baru dan melancarkan serangan di Malaysia," kata Abdul Hamid, dilansir laman Batamnews, Minggu (28/3/2021).

Ia menambahkan, penyelidikan mengungkapkan bahwa ketiga lelaki itu mengancam akan membunuh Mahathir dan beberapa anggota kabinetnya karena mereka dipandang sebagai pemerintah sekuler.

Baca Juga: Kronologi Polisi Malaysia Tangkap Warga Indonesia Diduga Anggota ISIS

"Mereka juga berencana melancarkan serangan di kasino di Dataran Tinggi Genting dan pabrik bir di Lembah Klang," katanya.

Menurut Abdul Hamid, orang-orang tersebut baru gagal mempersiapkan serangannya, dan mengatakan bahwa rencana itu datang dari kelompok militan atau pendukung ISIS.

"Mereka sebenarnya tidak bisa merencanakan penyerangan, apalagi melakukan persiapan," ujarnya.

Dia menambahkan, tiga orang lainnya yang ditahan dibebaskan atas instruksi Wakil Jaksa Penuntut Umum.

Ini terjadi setelah asisten direktur Divisi Kontra-Terorisme Cabang Khusus (E8) Bukit Aman Asst Comm Azman Omar mengatakan pada Kamis (25/3/2021) bahwa seorang lelaki yang ditahan oleh polisi telah berencana untuk membunuh sejumlah mantan pemimpin.

Baca Juga: Polisi Malaysia Tangkap Warga Indonesia Diduga Anggota ISIS

Para pemimpin ini termasuk Dr Mahathir dan Lim Guan Eng, serta mantan Jaksa Agung Tommy Thomas.

Tersangka ditangkap E8 pada Januari, bersama dengan lima lelaki lainnya yang mendukung ISIS.

Azman mengatakan, tersangka mengaku ingin melancarkan serangan tunggal terhadap mantan perdana menteri Dr Mahathir dan mantan menteri keuangan Lim, Thomas, dan bahkan mantan menteri urusan agama Datuk Seri Dr Mujahid Yusof Rawa.

“Saat diinterogasi, tersangka mengaku berencana menusuk mereka dengan pisau atau benda tajam,” ujarnya.

Azman juga mengatakan bahwa total 558 orang telah ditangkap sejak 2013 karena diduga terlibat dengan ISIS

"Sebanyak 256 orang sudah diadili, 51 sudah ditempatkan di bawah Pencegahan Tindak Pidana (Poca), 37 di bawah Pencegahan Terorisme Act (Pota) dan sisanya dibebaskan," pungkasnya.

Load More