SuaraBatam.id - Pegiat media sosial, Denny Siregar baru-baru ini membandingkan pemerintahan SBY dengan Jokowi dalam hal menekan terorisme di Indonesia
Pada video berjudul ‘Kenapa Saya Tidak Suka dengan Keluarga SBY’ yang tayang di saluran Youtube 2045 TV, Denny Siregar awalnya menyebut, radikalisme mulai tumbuh dan mendapat ruang sejak Susilo Bambang Yudhoyono menjabat.
Hal itu ia sebut lantaran SBY memberikan izin kepada stasiun televisi negara, yakni TVRI untuk menayangkan kegiatan organisasi terlarang, Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI.
“Kita lihat, tahun 2013, HTI dengan enaknya membajak TVRI dan disiarkan ke seluruh dunia dalam siaran langsung untuk mempropagandakan konsep khilafah. Kan ini bertentangan sekali dengan NKRI,” ujar Denny Siregar, dikutip Minggu (14/3/2021).
“Kelompok HTI yang merupakan jaringan radikalisme global yang di banyak negara dimusuhi dan dibubarkan. Bahkan pentolannya dihukum mati, di Indonesia bisa berkembang dengan bebas tanpa perlawanan sedikit pun. Ini hanya terjadi di zaman pemerintahan SBY,” sambungnya, melansir Hops.id (jaringan Suara.com).
Ia menduga, selama menjadi presiden, SBY memberi fasilitas bagi kelompok radikal. Bahkan, tidak hanya HTI, Denny juga menyebut hal serupa terjadi pada ISIS.
Denny bahkan mengklaim, pada tahun 2011 lalu mereka dengan mudah masuk Indonesia dan melakukan aktivitas rekrutmen di negeri ini hingga menyiarkan di stasiun televisi terkait pelatihan mereka.
“Ini kesalahan siapa? Di pemerintahan siapa? Pemerintahan SBY,” ucapnya sekali lagi.
SBY juga dituding melemahkan kepolisian dalam menindak kelompok beraliran radikalisme.
Baca Juga: Projo Sulsel Siap Menyambut Kedatangan Presiden Jokowi di Kota Makassar
“Pertanyaannya, kenapa mereka (kelompok radikal) bisa begitu jumawa, kenapa mereka bisa begitu merasa besar di zaman pemerintahan SBY? Ya karena dibiarkan! Bahkan mungkin difasilitasi dengan bantuan sosial untuk ormas keislaman, supaya mereka tak melawan pemerintah,” tuturnya.
Sosok yang kerap dituduh sebagai buzzer Jokowi ini menduga, SBY memang tidak secara gamblang memberi dukungan radikalisme di Indonesia.
Namun, ia berpendapat, etinggi Partai Demokrat tersebut melakukan kejahatan yang sama dengan membiarkan kelompok terlarang itu eksis di Indonesia.
“Pak SBY tidak mendukung radikalisme, tetapi membiarkannya, bahkan mungkin memfasilitasinya, itu juga kejahatan yang sama,” terangnya.
Ia juga membandingkan kebijakan pemerintah melawan radikalisme di masa Jokowi. Menurutnya, saat ini radikalisme banyak diberantas.
Bahkan, ia menyebut, jika saja bukan Jokowi yang menjadi presiden, mungkin Indonesia bisa menjadi seperti negara Suriah.
Berita Terkait
-
Haikal Hassan: Sekalian Usulkan Pak Jokowi Presiden Seumur Hidup Saja
-
Wapres Zaman SBY Jusuf Kalla Ditemui AHY, Bahas Partai Demokrat?
-
Salim Said Bongkar SBY Pernah Kudeta Demokrat Demi AHY Jadi Ketua Umum
-
Marzuki Alie: Moeldoko Bisa Jadi Figus Pengganti SBY, AHY Belum Siap
-
Amien Rais Ajak Rakyat Ucapkan Innalillahi Jika Jokowi Jadi Presiden Lagi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam