SuaraBatam.id - Ada 5 alasan virus corona B117 sangat bahaya. Virus corona B117 sudah ditemukan di Karawang, Jawa Barat. Ada 2 TKI Arab Saudi baru pulang bawa virus corona B117.
Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan Indonesia harus berkaca dari Inggris.
Inggris adalah negara tempat pertama kali mutasi B.1.1.7 dan langsung melaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Desember 2020 lalu, juga diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Inggris.
"Pemerintah Inggris sampai sengaja membentuk suatu badan khusus untuk mempelajari mutasi ini, karena mereka anggap amat penting. Badan itu adalah New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) on SARS-CoV-2 variant B.1.1.7'," ujar Prof. Tjandra melalui keterangannya, Selasa (3/3/2021).
Menurut lelaki yang juga Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI itu, setidaknya ada 5 dampak dengan adanya mutasi virus corona yang sudah beredar di beberapa negara itu, termasuk Indonesia.
Dampaknya sebagai berikut:
1. Pengaruh diagnosis medis
Beruntung, meski ilmuwan mengakui jika ada perubahan pada antena atau spike virus corona lama dan varian B117, karena adanya mutasi. Tapi bisa dipastikan tes Covid-19 menggunakan polymerase chain reaction (PCR), tetap bisa mendeteksi mutasi B117 ini.
2. Pengaruhi lama cepat penularan virus
Baca Juga: 5 Fakta Mutasi Baru Corona B117 yang Ditemukan di Indonesia, Lebih Parah?
Dari beberapa penelitian, termasuk di antaranya di Inggris, mutasi B117 terbukti bisa menularkan lebih cepat dari virus corona lama, bahkan disebut 70 persen menular lebih cepat.
"Sebagian data menyebutkan penularannya dapat sampai 30 persen hingga 50 persen lebih sering," terang Prof. Tjandra.
3. Tingkat keparahan penyakit
Tingkat keparahan sakit Covid-19 yang disebabkan virus corona lama dan mutasi B117 disebut berbeda, yaitu B117 disebutkan meningkatkan risiko kematian, namun sayangnya hal ini perlu diteliti lebih jauh.
"Tetapi ada juga pendapat lainnya. Pada 11 Februari 2021 NERVTAG menyampaikan laporan resmi yang menyebutkan bahwa walaupun mungkin ada potensi kelemahan dalam sistem pengumpulan data," terang Prof. Tjandra.
"Tetapi ada bukti dari beberapa analisa data bahwa mutasi B117 nampaknya berhubungan dengan peningkatan risiko pasien harus dirawat di rumah sakit dan bahkan juga kematian," sambungnya.
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam