Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 19 Februari 2021 | 08:18 WIB
Ilustrasi (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Seorang Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Pariyem dikabarkan mengalami kejadian kurang menyenangkan selama bekerja dengan majikannya.

Karena diperlakukan tidak manusiawi, ia bahkan sampai kabur pada Selasa (16/2/2021) dini hari dari rumah majikannya di Jalan Djuanda, Kota Probolinggo.

Saat kabur, perempuan 44 tahun itu loncat dari lantai 2 rumah majikan. Alasan dia nekat lompat dari lantai 2 karena perutnya lapar hingga ingin kabur sekaligus mencari makan.

Warga lantas melihat Pariyem meloncat dan berjalan menuju tong sampah yang berada tak jauh dari restoran Pizza Hut tak jauh dari lokasi. Pariyem nampak mengais sisa makanan dari tong sampah untuk dimakan.

Baca Juga: Viral TKW Curhat Dicurigai Majikan, Sampai Satu Rumah Dipasangi 6 CCTV

“Dia melompat karena mencari makanan dan kelaparan. Karena curiga, warga lalu menggali informasi kepada Pariyem. Pariyem menceritakan bahwa dia kelaparan saat bekerja di rumah majikannya sehingga kerap mencari sisa makanan di tong sampah. Serta gajinya sebagai pembantu salama bertahun-tahun juga lama tidak diberikan,” kata Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono, Rabu (17/2/2021).

Ketika ditanyai, Pariyem mengaku tidak betah lagi karena sering mendapat perlakuan kasar.

“Dulu saya sering dapat perlakukan kasar. Dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu. Dipukul seadanya sudah. Bagian kepala yang sering dipukul,” ungkap Pariyem saat ditemui di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan.

Mengetahui hal itu, sejumlah warga lantas mendatangi rumah MN guna menjelaskan hal tersebut. Kedatangan warga turut diamankan anggota polisi, TNI, hingga pihak Kelurahan Tisnonegaran.

Pariyem lantas menceritakan, bahwa ia sudah bekerja di rumah itu selama 8 tahun. Selama bekerja, ia sering tak diberi makan. Bahkan, tak hanya dirinya, putri Pariyem yang belum genap berusia 10 tahun juga sering mendapat perlakuan kasar majikannya.

Baca Juga: TKW Curhat Majikan Sebar 6 CCTV di Rumah, Malah Panen Nasihat Warganet

Ditambah lagi, Pariyem mengaku tak digaji selama bekerja sekitar delapan tahun. Hingga ia sendiri tidak tahu berapa gaji yang harus ia terima setiap bulannya.

“Kemarin dikasih (gaji), sekitar Rp 12 jutaan. Saya baru tahu, bilangnya digaji Rp 300.000 per bulan. Baru tahu (digaji Rp 300.000/bulan). Memang enggak ada perjanjian dulu (waktu awal kerja),” ujarnya, melansir Keepo.me (jaringan Suara.com).

Didesak warga bersama dengan petugas dan penjelasan Pariyem. Majikan berinisial MN tersebut akhirnya mengakui perbuatannya dan membayar tunggakan gaji Pariyem.

Meski demikian, US, suami MN mengaku selama ini pihaknya selalu memberikan hak Pariyem, termasuk makan tiga kali sehari. Ia beralasan, gaji Pariyem tak diberikan karena Pariyem ingin uangnya ditabung.

"Kebutuhan pembantu sudah saya penuhi. Soal gaji, tidak dibayarkan karena Pariyem ingin uangnya ditabung,” ujar US.

Plh Kapolsek Mayangan, AKP Suharsono mengatakan, konflik personal antara MN dengan Pariyem diselesaikan secara kekeluargaan (mediasi). Dalam mediasi tersebut, majikan siap membayar sisa gaji ART sebesar Rp 12 juta.

“Ada mediasi dimana sang majikan bersedia membayar gaji yang belum terbayarkan senilai Rp 12 juta dan masalah ini selesai," tutup AKP Suharsono.

Load More