
SuaraBatam.id - Beberapa penipu online menggunakan metode serupa yang sudah diketahui. Seorang warganet bertemu dengan orang yang ingin menipu dirinya dalam transaksi online.
Penipu tersebut mengaku telah mengirim uang sebesar Rp 170.000 untuk membeli barang dari warganet, tapi ia membutuhkan kode verifikasi. Seperti gambar tangkapan layar isi pesan WhatsApp yang dibagikan kembali oleh akun Twitter @txtdarionlshop pada 31 Desember.
Penipu tersebut meminta warganet untuk memberi tahu kode verifikasi yang dikirim melalui SMS ke ponsel warganet.
"Sudah saya transfer kak. Maaf sebelumnya kak itu saya transfer lewat rekening ponsel. Jadi untuk uangnya itu tidak langsung masuk, soalnya kakak harus verifikasi dulu SMS kode verifikasi Uangkunya setelah itu baru uangnya masuk kak. Kakak udah terima belum SMS kode verifikasi dari Uangkunya?" tanya penipu.
Baca Juga: Mirip Pocong, Penampakan Bungkusan Ini Bikin Kaget Warganet
Untungnya, warganet mengetahui modus penipuan yang telah lama digunakan oleh para penipu.
Meskipun awalnya warganet tampak tidak sadar dan ingin mengecek terlebih dahulu, tapi pada akhirnya warganet merasa ada yang aneh dan menyadari bahwa dirinya adalah target penipuan.
Alih-alih takut atau memarahi penipu, warganet ini mencoba menegur penipu dengan kalimat yang cukup nyeleneh.
"Sist mohon maaf sekali. Saya orang pinter dan nggak bisa ditipu. Mohon bertaubat, jangan nipu lagi. Corona makin meningkat, sebaiknya tobat," tulis warganet.
Tak hanya itu, warganet bahkan menakut-nakuti penipu dengan azab ala-ala judul sinetron azab.
Baca Juga: Bukan Senang Terima Paket Lebih Cepat, Reaksi Warganet Ini di Luar Dugaan
"Ihh ngeri azab penipu itu berat loh sist. Nanti kuburannya ditiban tas-tas busuk. Aw ngeri. Azab seorang penipu toko online, jenazahnya lama dikubur karena kafan belum ready stock. Hihiw ngeri," tambah warganet.
Walau pesan warganet dibaca oleh penipu, namun tidak diketahui kelanjutan atau respon dari penipu tersebut.
Unggahan yang telah dibagikan sebanyak lebih dari 149 kali dan disukai sebanyak lebih dari 2.200 kali oleh sesama pengguna Twitter itu pun menuai beragam komentar.
"Tapi emang jahat banget sih orang yang jualan nipu ataupun pura-pura jadi pembeli abis itu nipu," tulis akun @emiliastier.
"Gue salah fokus sama si kain kafan yang belom ready stock wkwk," komentar @kucingbetinauhu.
"Pokoknya kalau ada orang nanyain atau minta kode OTP yang masuk via SMS atau WA jangan dikasih. Jangan, pokoknya jangan," cuit @agoengmada.
Berita Terkait
-
Duh, Kejahatan Transaksi Online Meningkat saat Libur Lebaran
-
Myanmar Deportasi 50.000 Penipu Online ke Tiongkok, Minta Bantuan Negara Tetangga
-
Keuntungan Menggunakan Payment Gateway dalam Transaksi E-commerce
-
Viral Lamaran Cowok Bawa Mobil Honda HR-V dan Motor PCX hingga Kerbau Besar, Netizen Kepo: Pakai Amalan Apa Neng?
-
PPATK Ungkap 3,2 Juta Orang Indonesia Main Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp327 Triliun
Terpopuler
- Joey Pelupessy Mengeluh Usai Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa...
- Selamat Tinggal Denny Landzaat, Bisa Cabut dari Patrick Kluivert
- 10 Aturan Tagih Hutang Pinjol Legal OJK 2025, Debt Collector Jangan Ancam-ancam Nasabah!
- Timnas Indonesia Segera Punya Striker Naturalisasi Baru? Penyerang Gesit Haus Gol
- Hibah Tanah UNY Jadi Penyesalan? Pemkab Gunungkidul Geram Atlet Ditarik Biaya
Pilihan
-
Bali Blackout, Update Terkini Listrik di Pulau Dewata Padam
-
Sekolah Perintis Peradaban Magelang: Mengajar Anak Menjadi Tuan atas Diri Sendiri
-
Prabowo Bakal Kenakan Tarif Pajak Tinggi Buat Orang Kaya RI
-
Ahmad Dhani Hubungi Rayen Pono usai Dilaporkan, tapi Bukan Ngajak Damai Malah Meledek: Arogan!
-
6 Rekomendasi HP Mirip iPhone, Mulai Rp 1,1 Jutaan Terbaik Mei 2025
Terkini
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!
-
Mantri Perempuan BRI Ini Refleksikan Semangat Kartini: Tanpa Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
-
Rayakan Hari Kartini, BRI Perkuat Komitmen pada Kesetaraan Gender, Berdayakan Kaum Perempuan