SuaraBatam.id - Perubahan iklim dapat memberi berbagai efek, mulai dari suhu udara yang meningkat, kebakaran hutan hingga kualitas udara yang buruk. Tak hanya soal lingkungan, hal ini juga bisa berefek pada masalah kesehatan, termasuk meningkatnya kanker paru-paru, kulit, hingga masalah pencernaan.
Melansir dari Medical Xpress, para peneliti dari UC San Francisco melakukan analisis terhadap puluhan penelitian ilmiah yang telah diterbitkan. Para peneliti memberikan sinopsis efek yang mungkin terjadi akibat pemanasan global pada kanker yang disebabkan oleh racun lingkungan, radiasi ultraviolet, polusi udara, agen infeksius, serta gangguan pada pasokan makanan dan air.
Ulasan tersebut telah di terbitkan dalam jurnal The Lancet Oncology. Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan sangat besar dan diperkirakan akan terus berkembang jika tidak ada tindakan cepat.
Temperatur tinggi, kualitas udara yang buruk, dan kebakaran hutan menyebabkan tingkat penyakit pernapasan dan kardiovaskular meningkat.
Baca Juga: Cek Gejala Kanker Otak, Jangan Abaikan Adanya Gangguan Penglihatan!
Sementara suhu yang lebih hangat dan pola curah hujan yang berubah meningkatkan risiko dan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor, seperti malaria dan demam berdarah.
"Peristiwa cuaca ekstrim menyebabkan kematian, cedera, perpindahan, dan mengganggu layanan kesehatan," catat para peneliti.
Kanker secara luas diprediksikan menjadi penyebab utama kematian di abad ke-21. Di seluruh dunia, terdapat 24,5 juta kasus baru kanker dan 9,6 juta kematian pada 2017. Angka tersebut meningkat tajam dari 2008 dengan 12,7 juta kasus dan 7,6 juta kematian.
Dalam hal ini, polusi diperkirakan bertanggung jawab atas sebanyak 15 persen kasus kanker baru.
Para peneliti mengatakan ancaman kanker terbesar kemungkinan besar berasal dari polusi udara, paparan radiasi ultra-kekerasan dan racun industri, dan gangguan pasokan makanan dan air.
Baca Juga: Sistem Kekebalan Mendapat Dorongan Ganda Lawan Sel Kanker Lewat Imunoterapi
Kanker paru-paru yang menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat akibat paparan materi partikulat dalam polusi udara.
Berita Terkait
-
Ketahui Faktor Genetik dan Lingkungan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Otak
-
Cegah Kanker Payudara dengan SADARI, Ini 5 Tips Penting dari Dokter Spesialis Onkologi
-
Warga Bisa Cek Udara Jakarta, Pemprov Sediakan Data Real-Time dari 31 Stasiun Pemantau
-
Jokowi Nyerah Lawan Polusi Jakarta, WALHI Sindir Banyak Politisi jadi Pengusaha, Ada Kaitannya?
-
WALHI Serang Balik Jokowi: Bukan Polusi yang Sulit Diatasi, Tapi Penyebabnya Pejabat Toxic!
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Berapa Harga HP Infinix Smart 8 RAM 6?
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024