Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 01 Oktober 2020 | 08:47 WIB
Perawat di Lapas Perempuan Pekanbaru mengaku kewalahan menangani lonjakan kasus positif Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru. Hal itu terjadi Karena keterbatasan ruang dan tenaga medis. (Riau Online)

SuaraBatam.id - Tenaga kesehatan di Lapas Perempuan Pekanbaru mengaku kewalahan tangani lonjakan kasus positif Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru.

Keluhan ini lantaran keterbatasan ruang dan tenaga medis di lapas.

Kekinian, tenaga kesehatan di Lapas Perempuan hanya bisa memberikan obat sesuai gejala yang dialami pasien positif Covid-19.

"Kami tidak punya sarana, dari segi obat kami terbatas, dan dari segi perawat pun kami terbatas, hanya ada tiga orang perawat disini," terang Perawat Lapas Perempuan Pekanbaru, Ina Kurniasih, Rabu, (30/9/2020) kemarin.

Baca Juga: Permintaan Toyota HiAce Melonjak, Peruntukannya Jadi Mobil Ambulans

Mirisnya, meski ada lonjakan kasus positif di Lapas perempuan, belum sepenuhnya semua napi yang berjumlah 319 orang mendapatkan tes swab.

"Semua warga binaan belum di swab, hanya sebagian, itupun membayar secara mandiri," ucap Ina Kurniasih, melansir Riau Online (jaringan Suara.com).

Pihaknya juga menyampaikan, kondisi Lapas Perempuan saat ini sudah overload dan kesulitan untuk menyediakan ruang isolasi karena kekurangan tempat.

"Kami kesulitan memisahkan warga binaan yang bergejala dan yang tidak, dan sangat kekurangan tempat, serta peralatan yang kami gunakan sangat terbatas di sini," kata Ina.

Berkaitan dengan hal ini, guna mengantisipasi penyebaran virus corona, para petugas penjagaan di Lapas Perempuan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Pasien Covid-19 Kabur Dari Isolasi di Karimun

"Untuk mengantisipasi, karena pegawai dan warga binaan sudah ada yang positif," ujar Komandan Jaga Lapas Perempuan, Devi Yuliani

Load More