Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Kamis, 16 Juli 2020 | 10:14 WIB
KM Sumber Cahaya, kapal muatan sapi terombang-ambing di Laut Natuna. (dok. Batamnews.co.id)

SuaraBatam.id - Tim SAR gabungan Natuna-Anambas akhirnya berhasil menemukan keberadaan kapal pengangkut sapi, KM Sumber Cahaya yang sempat hilang kontak, Rabu (15/7/2020).

Sebelumnya kapal tersebut berlayar dari Midai, Natuna menuju Tarempa, Anambas untuk mengantarkan 10 sapi kurban pada Rabu (8/7/2020).

Namun selang sehari, kapal yang juga mengangkut 5 anak buah kapal (ABK) itu dikabarkan hilang kontak sebelum sampai ke tujuan.

Belakangan diketahui, peristiwa itu terjadi karena kapal mengalami kerusakan mesin sehingga terombang-ambing di lautan selama tujuh hari.

Baca Juga: Korban Meninggal Banjir Bandang di Luwu Utara Jadi 21 Orang

Supardi, Nahkoda KM Sumber Cahaya kepada menceritakan kisah pilu yang dialaminya selama enam hari hidup di tengah laut tanpa kepastian.

Ia menerangkan saat itu kapal mendadak mengalami kerusakan mesin di sekitar perairan Anambas.

Akibatnya mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus menurunkan jangkar untuk bisa bertahan di tengah laut.

Namun kata Supardi, selama itulah ia dan ABK lain terombang-ambing di lautan hingga keluar dari rute awal.

Di tengah keadaan darurat tersebut, diakuinya awak kapal sempat membentangkan layar secara manual, tetapi tidak membuahkan hasil lantaran kapal tetap tidak bisa bergerak.

Baca Juga: Buka Warung Nyambi Jualan Sabu, Warga Pelalawan Dicokok Polisi

Mereka terpaksa hidup di tengah lautan dengan mengandalkan bekal yang ada, sebelum akhirnya ditemukan.

Supardi mengaku, selama enam hari di tengah laut, ia dan rekan-rekannya mengonsumsi makanan yang ada di kapal. Bahkan, mereka juga meminum air mentah.

"Untuk beras kita masak menjadi bubur tanpa lauk, karena kalau dijadikan bubur kita bisa agak hemat. Untuk air kita sudah minum air mentah pak, menghemat minyak tanah, karena takut habis dan tak bisa dipergunakan untuk memasak bubur lagi," ujar Supardi seperti dikutip dari Batamnews.co.id -- jaringan Suara.com, Kamis (16/7/2020).

Ia melanjutkan, saat itu awak kapal juga kesulitan untuk meminta bantuan kepada nelayan karena tidak memiliki radio radar.

Kondisi ini kian parah, kata Supardi, karena ada seorang ABK yang terkena stroke saat kejadian tersebut.

Selain itu, seekor hewan kurban juga mati. Walhasil, mereka hanya bisa pasrah, berharap ada orang yang memberikan pertolongan.

"Sapi yang kami angkut pun mati satu ekor, saat memasuki hari kedua. Saat itu kami memang sudah pasrah dan mengharapkan ada nelayan atau kapal yang menemukan kami," imbuh Supardi.

Beruntung, Tim SAR gabungan berhasil menemukan kapal Supardi. Kapal itu ditemukan 21 mil dari Pulau Timau, perairan Midai, Rabu (15/7) pagi.

Kekinian, ABK KM Sumber Cahaya telah dievakuasi di Midai dan sedang menjalani perawatan di Puskesmas Midai.

Load More