SuaraBatam.id - Kenaikan harga tiket kapal feri Batam-Singapura yang mencapai Rp800 ribu hingga Rp900 ribu pulang pergi (PP) dianggap terlalu mahal. Kenaikan tersebut juga dinilai memicu penurunan drastis kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kepulauan Riau (Kepri).
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Adi Prihantara.
"Harga tiket yang terlalu mahal membuat wisman enggan datang ke Kepri," kata Adi, dilansir dari Antara, Rabu (5/6/2024).
Padahal, Kepri, khususnya Batam, selama ini menjadi tujuan wisata favorit bagi warga Singapura dan Malaysia.
Baca Juga:Tergiur, ART di Singapura Gadaikan Berlian Majikan, Diganti Cincin Murah di Shopee
Penurunan wisman dari Singapura, yang biasanya mendominasi kunjungan ke Kepri, terlihat jelas dalam data BPS Kepri.
Data BPS Kepri menunjukkan, kunjungan wisman Singapura ke Kepri pada April 2024 turun 37% dibandingkan Maret 2024, dan 26% dibandingkan April 2023.
Selain harga tiket feri, Adi juga menyoroti usulan Short on Visa (SOV) atau visa pendek yang mandek di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Sementara, wisman berlibur ke Kepri cuma dua atau tiga hari. Makanya kita usulkan visa pendek dengan tarif sekitar Rp130 ribu per minggu, tapi tak kunjung diberikan padahal Kemenparekraf juga sudah menyurati Kemenkeu," ungkap Adi.
Visa ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisman, karena saat ini wisman harus membayar Visa on Arrival (VoA) Rp500 ribu untuk masa kunjungan satu bulan, padahal mereka rata-rata hanya berlibur di Kepri selama 2-3 hari.
Baca Juga:Tragis! Pengendara Motor Tewas Bersimbah Darah di Hutan Mata Kucing Batam
Penurunan kunjungan wisman ini dikhawatirkan menghambat target 3 juta kunjungan wisman ke Kepri di tahun 2024.
Adi pun berharap agar pemerintah pusat, melalui KPPU dan Kemenkeu, dapat segera menyelesaikan persoalan harga tiket feri dan SOV ini.