Jembatan ini dibuka untuk umum lebih cepat dari jadwal seharusnya, yakni lima bulan lagi, menurut sebuah dokumen.
Grup Oreva, perusahaan yang merenovasi jembatan, tidak mengambil sertifikat kebugaran dari otoritas sipil sebelum membuka jembatan, yang dikonfirmasi oleh kepala badan kota Morbi Sandipsinh Zala kepada NDTV pada hari Minggu.
5. Penutupan Jembatan Tidak Dipatuhi
Perusahaan terikat oleh kontraknya untuk menutup jembatan setidaknya selama delapan hingga 12 bulan untuk pemeliharaan dan perbaikan.
Baca Juga:135 Orang Tewas dalam Insiden Jembatan Ambruk di India
"Itu adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab dan ceroboh untuk membuka jembatan minggu lalu," kata polisi dalam sebuah FIR.
6. Penjualan Tiket Melebihi Kapasitas
Tiket memasuki jembatan dijual seharga 12 hingga 17 (sekira Rp2-3 ribu) pada hari Minggu kepada lebih dari 400 orang.
Akibatnya, kepadatan di "jembatan gantung" itu menyebabkan kabel logam tua terlepas.
Laboratorium forensik Gujarat juga menemukan bahwa jembatan itu ambruk karena beban orang yang sangat besar, kata beberapa sumber.
Baca Juga:Jembatan Gujarat India, Peninggalan Penjajah Berujung Tragedi Kematian Bersejarah
7. Sembilan Orang Ditangkap
Beberapa kabel lama jembatan di Morbi tidak diubah selama renovasi tujuh bulan lamanya oleh Oreva Group.
Buntutnya, sembilan orang telah ditangkap dalam kasus ini sejauh ini.
Di antara mereka adalah pengelola Oreva, pemungut tiket, kontraktor perbaikan jembatan, dan tiga satpam yang bertugas mengendalikan massa.
8. Penyelidikan Sedang Berlangsung
Sebuah Litigasi Kepentingan Umum atau PIL telah diajukan di Mahkamah Agung mencari penyelidikan yudisial atas runtuhnya jembatan Morbi.