Malaysia Hadapi Gelombang COVID-19 Subvarian Omicron XBB, Ditemukan 4 Kasus

Melansir Antara, dari kasus tersebu diduga berperan memicu peningkatan virus baru tersebut.

Eliza Gusmeri
Selasa, 01 November 2022 | 09:00 WIB
Malaysia Hadapi Gelombang COVID-19 Subvarian Omicron XBB, Ditemukan 4 Kasus
Ilustrasi Covid-19 - Gejala Covid Subvarian XBB (Freepik.com/pikisuperstar)

SuaraBatam.id - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mendeteksi empat kasus COVID-19 subvarian Omicron XBB di negara itu.

Melansir Antara, dari kasus tersebu diduga berperan memicu peningkatan virus baru tersebut.

“Kita berpandangan bahwa tren (peningkatan kasus COVID-19) masih akan didorong oleh penularan varian Omicron. Dan kita meneliti bahwa yang menyebabkan peningkatan kasus adalah subvarian XBB yang telah menyebabkan peningkatan gelombang di Singapura baru-baru ini,” kata Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin dalam keterangan pers di Putrajaya, Senin.

Singapura baru saja melewati gelombang XBB, yang memakan waktu 3-4 minggu sebelum kasus penularan COVID-19 di sana menurun.

Baca Juga:China Perluas Pembatasan Covid-19, Harga Minyak Turun 1 Persen

Berdasarkan hasil penelitian genom, Institut Penelitian Medis telah mendeteksi empat kasus XBB di Malaysia, yang terdiri dari tiga pasien laki-laki dan satu perempuan dengan usia 25-51 tahun.

Keempatnya merupakan warga negara Malaysia dan dikelompokkan sebagai pasien kategori 2, yaitu mengalami gejala demam dan sakit tenggorokan ringan.

Mereka menjalani isolasi selama seminggu, dan kontak dekat juga sudah terkawal, kata Khairy.

Menurut dia, satu dari empat pasien tersebut merupakan kasus infeksi berulang.

Ia mengatakan subvarian XBB dikenal sama dengan varian-varian sebelumnya, tetapi dapat menjangkiti lagi pasien COVID-19 yang sudah sembuh.

Baca Juga:Polisi Gagalkan Penyelundupan 16 Kg Sabu dari Malaysia, 2 Orang Sudah Tersangka

Saat ini, KKM sedang mengkaji berdasarkan data yang ada di Singapura, apakah infeksi berulang oleh XBB terjadi lebih cepat atau tidak.

Khairy sebelumnya mengatakan gelombang penularan COVID-19 akan datang dan pergi, jumlah kasus akan pasang dan surut, dan mungkin beberapa minggu ke depan trennya akan meningkat.

Meski penggunaan masker tidak lagi diwajibkan dan bersifat sukarela, kata dia, sekarang ini masyarakat sangat dianjurkan untuk menggunakannya, terutama di kawasan tertutup yang sesak pengunjung dan bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti warga berusia 50 tahun ke atas atau pengidap penyakit kronis. [antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini