SuaraBatam.id - Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi terbukti menaikkan laju inflasi diberbagai daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan pemantauan di 90 kota di Indonesia yang menunjukkan terdapat 88 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi.
Secara year on year (yoy), inflasi tertinggi terjadi di Sampit 8,85% dan terendah di Waingapu, Sumba Timur sebesar 3,92%.
Sedangkan menurut pulau, Sumatera tertingginya ada di Kota Padang sebesar 8,54%.
Kemudian di Jawa inflasi tertinggi di Kota Surakarta sebesar 7,84%.
“Penyebab inflasi tinggi di Sampit karena naikknya tarif air minum dengan andil 1,81% diikuti bensin, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter,” pungkasnya, dikutip dari wartaekonomi--jaringan suara.com.
Sementara, BPS mencatat indeks harga konsumen (IHK) sepanjang bulan lalu menglami kenaikan atau mengalami inflasi sebesar 1,17%.
Dengan demikian inflasi tahun kalender 2022 sebesar 4,84% dan tingkat inflasi tahun ke tahun menjadi sebesar 5,95%.“Terjadi kenaikan IHK dari 111,57 pada Agustus 2022 menjadi 112,87 pada September 2022, “ Kata
Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/10) mengungkapkan kondisi inflasi tak lepas dari turunnya beberapa komoditas utama.
Komoditas itu antara lain bensin, solar, tarif angkutan dalam kota, beras , tarif angkutan antar kota, tarif angkutan online dan juga bahan bakar rumah tangga.
“Inflasi di September lebih karena kenaikan harga BBM dan juga sektor transportasi,’tegasnya.