Warga Natuna Rayakan Tradisi Mandi Safar di Tepi Laut

Tradisi mandi safar merupakan upaya melestarikan budaya dan menjadikan mandi Safar sebagai pertunjukan wisata daerah tersebut.

Eliza Gusmeri
Jum'at, 23 September 2022 | 10:46 WIB
Warga Natuna Rayakan Tradisi Mandi Safar di Tepi Laut
Tradisi mandi safar di Natuna [antara]

SuaraBatam.id - Warga Natuna di Desa Air Putih berbondong-bondong merayakan tradisi mandi Safar di tepi laut, menandakan berakhirnya bulan Safar dalam kalender tahun Hijriah.

Tradisi mandi safar merupakan upaya melestarikan budaya dan menjadikan mandi Safar sebagai pertunjukan wisata daerah tersebut.

"Kegiatan ini selain menjalankan tradisi turun temurun, juga untuk atraksi wisata di objek wisata Pantai Harapan Desa Air Putih. Kenapa disebut mandi Safar, karena dilakukan pada bulan syafar," kata Erwan sebagai pelaksana kegiatan sekaligus sebagai Sekretaris Desa Air Putih di Natuna, Jumat, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan tradisi mandi syafar dilakukan setiap hari Rabu pada pekan terakhir pada setiap bulan Safar.

Baca Juga:Bak Sinetron! Diduga Tak Pernah Melayat, Jenazah di Kediri Tak Ada yang Antar ke Makam

Acara tersebut dilaksanakan sepanjang pantai di daerah Desa Air Putih. Salah satunya adalah di pantai Harapan.

Sebelum kegiatan mandi Safar dimulai, kata Erwan, setiap orang mempersiapkan makanan khas daerah masing - masing sebagai sajian untuk kegiatan makan bersama oleh warga setempat.

"Bisa seperti ketupat, gulai ikan, gulai ayam, dan ada juga yang membawa makanan serondeng, termasuk berbagai jenis kue kue dan sebelum acara makan bersama, itu nanti warga desa saling tukar menukar makanan satu dengan yang lain," kata Erwan.

Selanjutnya, makanan yang telah dipersiapkan akan disantap secara bersama sama pada petang hari atau setelah sholat Ashar di pesisir pantai tempat pelaksanaan mandi Safar dilaksanakan.

"Sebelum acara makan bersama dan mandi Safar, terlebih dahulu dilaksanakan doa bersama yaitu doa selamat dan tolak bala," kata Erwan.

Baca Juga:Mandi Safar, Tradisi Membersihkan Diri dan Tolak Bala

Sementara penggiat budaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Kabupaten Natuna, Nurizam, mengatakan tradisi mandi Safar di laut merupakan warisan budaya tak benda yang dimiliki Natuna wajib dilestarikan.

"Ini tradisi khas Natuna, ada beberapa wilayah di Natuna melakukan itu, seperti di Kecamatan Pulau Tiga juga melakukan hal yang sama namun bedanya disertai dengan ada tulisan ayat-ayat Al Quran di kertas lalu direndam ke dalam wadah air lalu dimandikan kepada setiap orang pada ritual tersebut," kata Nurizam.

Selain sektor budaya dan pendidikan, Ia menyebut kegiatan mandi Safar juga bagian pariwisata yang harus dilestarikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.

"Kami berharap kegiatan ini bisa masuk dalam program pemajuan budaya oleh kementerian berikutnya, karena tahun ini kita masih fokus hanya pada dua desa di Natuna yaitu Desa Sepempang dan Desa Limau Manis yang masuk dalam program desa pemajuan kebudayaan," kata Nurizam. [antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini