Pre-chorus pun datang dengan lirik, “Sopo wonge sing ra loro ati. Wes ngancani tekan semene. Nanging kabeh ora ono artine. Raono ajine,”.
Sang lelaki pun sambat lagi dengan mengaku sedang sakit hati, karena dia sudah menemani sang kekasih hingga jauh. Namun, semua perjuangannya hanya sia-sia belaka, tidak ada arti dan tidak ada harganya.
Lagu pun masuk dalam chorus yang jadi satu dengan verse yang panjang, "Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (Orang seperti ini kenapa dibanding-bandingkan).”
“Saing-saingke yo mesti kalah (Dipersaingkan ya mesti kalah).”
Baca Juga:Teman Sekelas Ungkap Sosok Farel Prayoga Ramah dan Suka Mentraktir
“Tak oyako aku yo ora mampu (Kukejar pun aku juga tidak mampu).”
“Mung sak kuatku mencintaimu (Hanya sekuatku mencintaimu).”
“Kuberharap engkau mengerti. Di hati ini hanya ada kamu.”
Dibagian bridge diisi oleh alunan musik yang mampu membuat siapa saja yang mendedngar menjadi bergoyang dengan ambyar. Kemudian lagu ini berlanjut dengan masuk lagi ke pre-chorus dan masuk lagi ke chorus.
Menurut intepretasi penulis, lagu ini mengandung makna dari seorang laki-laki yang sakit hati karena harta dan perjuangannya kalah dengan lelaki lain yang jauh lebih mapan.
Sang lelaki tersebut akhirnya rela dengan mengikhlaskan sang wanita jatuh ke pelukan orang yang dibanding-bandingke dengan dirinya.