Contoh dialog pertama yang dinilai merendahkan Indonesia adalah saat pelatih Han Se Yoon mengatakan bahwa panitia penyelenggara yaitu Indonesia, berniat untuk mengalahkan Se Yoon dengan berbagai cara, salah satunya memberikan hotel dengan fasilitas buruk.
Kedua, saat Se Yoon memenangkan pertandingan dan suporter Indonesia mengejek dan meneriakinya. Bahkan sebelum pertandingan sudah diramalkan hal tersebut akan terjadi, dengan dialog, “Besok akan banyak penonton yang mengejek kita.”
Melihat cuplikan dan dialog dari drama besutan SBS tersebut, warganet Indonesia tak tinggal diam. Aksi protes mulai membanjiri akun Instagram SBS karena tidak terima dengan citra Indonesia yang digambarkan oleh drama tersebut.
Setelah ramai di media sosial, pihak SBS melalui Instagram resminya menyatakan permintaan maaf dan mengaku tidak bermaksud untuk meremehkan negara atau pemain mana pun melalui drama Racket Boys ini.
Baca Juga:5 Rekomendasi Drama Korea Adaptasi Webtoon yang Tayang Tahun 2021, Wajib Ditonton!
River Where The Moon Rises
Tiga drama Korea sebelumnya menuai kontroversi karena jalan cerita atau hal lainnya yang berkaitan dengan drama, River Where The Moon Rises ini berbeda.
Drama ini menuai kontroversi akibat skandal pemeran utama Kim Ji Soo yang beperan sebagai On Dal. Ia disebut melakukan perundungan dan pelecehan seksual.
Akibatnya, drama ini harus mengganti pemeran utama dan melakukan proses syuting ulang sebanyak 14 dari 20 episode yang direncanakan. Oleh karena itu, drama yang menceritakan rakyat klasik Goguryeo ini sempat mengalami penundaan.
Joseon Exorcist
Baca Juga:Tayang Tahun Depan, Drama Little Women Bakal Dibintangi Aktris Kim Go-eun
Berbeda dengan empat drama sebelumnya yang tetap tayang walaupun menuai kontroversi, drama Korea Joseon Exorcist ini harus berhenti tayang sampai episode 2 saja.
Drama Korea ini dinilai kontroversial karena sejarah yang ditampilkan di dalam jalan cerita tidak akurat. Selain itu, drama ini menggunakan alat peraga bergaya Cina untuk set pertunjukan selama Dinasti Joseon.
Penampakan alat peraga tersebut membuat penonton Korea dan Cina murka. Drama ini pun menerima 216.000 orang yang melakukan petisi kepada Blue House untuk membatalkan penayangan. Muncul anggapan bahwa drama ini dibuat tanpa dasar fakta sejarah.