Penjarahan Marajalela Setelah Topan Rai di Filipina

Topan Rai menyapu pada kecepatan hingga 195 kilometer per jam pada 16 Desember lalu. Angin melambat lalu mengarah ke Laut Cina Selatan.

Eliza Gusmeri
Rabu, 22 Desember 2021 | 11:12 WIB
Penjarahan Marajalela Setelah Topan Rai di Filipina
Seorang penduduk mengeringkan pakaiannya di reruntuhan sebuah rumah di kota Del Carmen, Provinsi Surigao del Norte, Filipina, pada (18/12/2021). [HANDOUT / PHILIPPINE COAST GUARD (PCG) / AFP]

SuaraBatam.id - Filipina dilanda bencana topan Rai. Pada Selasa, korban meninggal akibat topan Rai di Filipina mencapai 392 orang. Topan Rai menyapu pada kecepatan hingga 195 kilometer per jam pada 16 Desember lalu.

Angin melambat lalu mengarah ke Laut Cina Selatan. Namun, akibat bencana ini telah menimbulkan kejahatan berupa penjarahan. Gubernur Provinsi Bohol di Filipina, Arthur Yap, meminta pemerintah pusat segera mengirimkan bantuan.

"Jika Anda tak segera mengirimkan uang untuk membeli makanan, mungkin Anda harus mengirimkan tentara dan polisi, karena jika tidak, maka penjarahan akan terjadi," kata Yap saat diwawancara radio DZBB, Selasa (21/12).

Ia mengaku, dana darurat telah menipis sehingga ia tak sanggup menyediakan kebutuhan beras dan pangan lain. Sebanyak 1,2 juta orang di wilayahnya juga terputus dari aliran listrik dan layanan telepon seluler.

Baca Juga:Korban Tewas Akibat Angin Topan Rai di Filipina Bertambah, Tembus 375 Orang

Yap berterima kasih atas kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke wilayahnya, akhir pekan lalu. Namun, ia mengingatkan ancaman penjarahan.

Kata Yap, aksi itu bisa kian parah jika orang dibiarkan berputus asa. Orang tidak bisa menarik uang dari bank karena tidak ada koneksi telepon seluler dan listrik. Sedangkan kelangkaan bahan bakar dan air bersih menyebabkan antre panjang.


Hujan lebat selama tiga hari menyebabkan sejumlah wilayah Malaysia dilanda banjir. Sekurangnya delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini