SuaraBatam.id - Jepang selalu sukses membuat film horor yang paling mengerikan dan memiliki fanbase yang besar. Karena popularitasnya, beberapa film horor Jepang di antaranya sampai dibuat versi remake Hollywood-nya.
Apa saja film-filmnya? Langsung baca saja deretan film horor Jepang yang di-remake ke versi Hollywood berikut ini.
Don’t Look Up
Bagi para pencinta film horor Jepang, Hideo Nakata merupakan salah satu sineas yang terkenal dengan Ringu buatannya. Sebelum popularitasnya tersebut, Hideo sempat merilis film horor berjudul Don’t Look Up yang tayang 1996 silam.
Baca Juga:9 Potret Kebersamaan Avril Lavigne dan Pacar, Makin Sering Pamer Kemesraan
Don’t Look Up sendiri berkisah tentang sekelompok kru film yang dihantui oleh mendiang aktris. Premis menarik ini kemudian diangkat menjadi film Hollywood berjudul sama arahan Fruit Chan, walau versi remake belum mampu mengimbangi kesuksesan dari source material-nya.
Meski kurang populer, Don’t Look Up dijadikan sebagai referensi pada film horor Jepang selanjutnya dari Hideo Nakata, yakni Ringu yang tayang 1998 silam. Kisah yang diusung juga lebih segar, di mana mengisahkan tentang seseorang yang dihantui setelah menonton video dari tape terkutuk.
Ringu
Berbeda dengan Don’t Look Up yang dianggap kurang menjual, Ringu ini justru lebih direspon dengan baik dan meraih cult following hingga kini. Empat tahun kemudian, Gore Verbinski menyutradarai film remake-nya yang diberi judul The Ring dan disebut-sebut sebagai salah satu remake film horor Jepang terbaik sepanjang masa.
Pulse
Baca Juga:Ada yang Hijrah, Ini 5 Kabar Terkini Artis Film Horor Era 2000-an
Awal tahun 2000an merupakan kejayaan film horor Jepang. Salah satunya dapat dilihat pada film Pulse arahan Kiyoshi Kurosawa yang tayang 2001 silam. Mengusung genre techno-horror, film ini menampilkan cerita mengenai hantu yang menyerang manusia melalui internet.
Premis Pulse yang unik ini lalu menarik minat sineas Hollywood untuk merilis remake-nya, yang diberi judul sama dengan naskah dari Wes Craven dan diarahkan oleh Jim Sonzero. Meski begitu, versi remake Hollywood justru sangat dibenci, utamanya karena terlalu mengandalkan cliché ala film horor Amerika dan menanggalkan apa yang membuat versi aslinya lebih menggugah.
Selain Hideo Nakata, Takashi Shimizu juga menjadi satu dari sekian banyak sineas Jepang yang terkenal menaikkan pamor industri film horor Jepang. Hal ini dikarenakan ia menjadi sutradara dari film horor yang legendaris, yakni Ju-On rilisan 2002 silam. Kisahnya sendiri berpusat pada sekelompok orang yang tinggal di satu rumah dan kemudian mendapati bahwa mereka dihantui oleh hantu gentayangan di rumah tersebut.
Konsep unik, timeline-nya yang tidak linear, serta hadirnya hantu keluarga Saeki membuat film ini populer di kalangan pencinta horor. Selain itu, film ini kemudian memiliki banyak sekuel dan versi baru, termasuk salah satunya versi remake Hollywood berjudul The Grudge tahun 2004 yang juga diarahkan oleh Takashi Shimizu dan juga mendapatkan kesuksesan kala perilisannya.
Masih banyak masterpiece yang dihasilkan oleh Hideo Nakata. Selain Ringu, ada Dark Water yang rilis 2002 silam. Kisah dari film horor Jepang ini berfokus pada janda dan anak yang pindah ke apartemen, lalu mulai merasakan gangguan supernatural, salah satunya air yang bocor dari lantai atas.
Elemen horornya yang menarik ini lalu mendorong Walter Salles untuk menyutradarai film horor Hollywood berjudul sama yang tayang 2005 serta dibintangi oleh Jennifer Connelly dan Tim Roth. Akan tetapi, implementasinya yang terlalu melenceng dari sumber aslinya membuat remake ini tidak meraih kesuksesan yang sama seperti versi Jepang-nya.
Tidak hanya Hideo Nakata dan Takashi Shimizu, ada pula Takashi Miike yang juga dikenal melalui deretan film horor Jepang-nya yang tak kalah revolusioner. Salah satunya bisa dilihat pada One Missed Call rilisan 2003 silam yang berfokus pada telepon pada satu orang dan membuat orang tersebut dapat mendengarkan kematiannya sendiri.
Eric Valette
Berkat popularitas film tersebut, hadirlah remake Hollywood-nya yang diberi judul sama arahan Eric Valette rilisan 2008 silam. Berbeda dengan beberapa judul lainnya, versi Amerika ini seakan benar-benar menjiplak versi aslinya, sehingga banyak dikritik kala perilisannya.
Apartemen 1203
Apartment 1303 juga jadi salah satu film horor Jepang dengan basis pengikut yang besar di dunia. Diarahkan oleh Ataru Oikawa dengan basis dari novel karangan Kei Oishi, film tersebut mengisahkan seorang wanita yang berusaha menyelidiki rentetan kejadian bunuh diri pada apartemen mendiang saudarinya.
Ketika dirilis di Jepang, film ini sangat digandrungi oleh para penikmat horor. Karena hal ini, Michael Taverna tertarik untuk men-direct film Hollywood berjudul sama berdasarkan film horor Jepang tersebut. Meski begitu, film remake-nya gagal memenuhi ekspektasi penonton, terutama dengan tambahan efek 3D yang membuat pengalaman menonton menjadi semakin buruk.