SuaraBatam.id - Usai merebaknya isu Ganjar Pranowo yang kian merenggang dengan PDIP membuat berbagai spekulais berkembang. Hingga yang paling baru, Survei Litbang Kompas menyebut ia paling cocok berduet dengan Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno dinilai paling cocok berduet dengan Ganjar karena dinilai bisa melengkapi Ganjar dari berbagai faktor. Pertama, 51,1 persen pemilih Sandiaga adalah wanita. Berbeda dengan Ganjar yang mayoritas didukung laki-laki. Angkanya 59,1 persen.
Sandiaga juga didukung 44,4 persen responden usia di bawah 23 tahun. Sementara pemilih Ganjar kebanyakan di usia 40 sampai 60 tahun. Dari sisi domisili, 62,2 persen pemilih Sandiaga berasal dari luar Jawa. Cukup melengkapi Ganjar yang kuat dukungan pemilih dari Pulau Jawa.
Sementara dari dukungan partai politik, Sandiaga juga melengkapi kekurangan Ganjar. Sandi didukung 11,1 persen pemilih PKS, 15,6 persen Demokrat, 17,8 persen Gerindra, 8,9 persen Golkar, 4,4 persen NasDem, dan 2,2 persen PPP serta 8,9 persen PDIP.
Baca Juga:Ganjar Pranowo Berpeluang Didukung PKS, Denny Siregar: Lucunya Kelewatan
Uniknya, Sandiaga didukung 44,4 persen responden yang merasa tak puas dengan kinerja pemerintah Jokowi.
Salah satu partai yang diisukan bakal mendukung PPP memberi tanggapannya. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) menyebut, partainya belum tertarik untuk fokus ke Pilpres terlebih untuk mengusung Ganjar- Sandi jika benar berpasangan.
"Kami sementara ini fokus untuk pemenangan pemilu legislatif. Urusan capres sementara kami kesampingkan dulu," kata dia, Selasa (15/6/2021).
Ia menyebut, pihaknya kini tengah fokus mengurus agar PPP bisa lolos parliamentary treshold di pemilu selanjutnya dan menganggap hal ini sebagai dinamika politik biasa. Ia juga menyebut Pilpres masih cukup lama.
"Sementara Pilpres masih sekitar 3 tahun lagi, meskipun persiapannya tinggal 2 tahun. Termsuk siapa calon pendamping, kami belum memikirkannya," kata dia, melansir Batamnews --jaringan Suara.com.
Baca Juga:PDIP Persilakan Ganjar Maju Capres Dengan Partai Lain: Menuju Gerindra, Golkar atau PKB?