“Inilah keyakinan yang telah saya katakan dan percaya selama 15 tahun terakhir ini,” batin Garry saat itu.
Awalnya, ia meyakini Al Quran adalah otobiografi yang membahas kehidupan Nabi Muhammad, keluarga, dan lingkungannya layaknya.
Namun, setelah membacanya, ia menyadari Al Quran tidak hanya menceritakan tentang Nabi Muhammad saja. Di dalam All Quran, nama Nabi Isa disebut sebanyak 25 kali. Adapun nabi Musa disebutkan lebih dari seratus kali.
Ia juga merasa tenang saat menemukan Surah Maryam. Tak seperti yang disebut kalangan orientalis, ia justru tidak menemukan satu surah pun dengan nama Khadijah, Aisyah, atau Fatimah.
Baca Juga:Cerita Khadijah, Putuskan Mualaf usai Baca Surat Al-Baqarah
Dalam Al Quran, tidak ada satupun kata yang menyebutkan kesedihan ataupun euforia Rasulullah usai memenangkan perang Uhud. Sehingga ia menyimpulkan, kitab itu berasal dari Allah bukan Nabi Muhammad.
Ia juga menyadari Al Quran sebagai kitan yang tidak terkekang oleh ruang dan waktu. Bahkan, mendahului sains modern dengan fakta paling akurat sebagai temuan ilmiah terbaru. Ia lantas memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada Al quran.
Meski banyak kaum orientalis yang memusuhi Al Quran, Garry kagum dengan kesepakatan penulis barat yang menyebut Al Quran bukanlah buatan manusia karena didalamnya berisi Ilmu diluar kemampuan manusia.
Meski demikian, ada beberapa pihak yang mengklaim, Rasulullah dibantu sekelompok orang untuk membuat Al Quran. Ada pula yang menyebut bahwa setan membantunya.
Mendengar hal ini, Garry tanpa ragu menyebutnya sebagai fitnah. Ia juga menyebut tuduhan itu sebagai bentuk pelarian karena gagal menghadapi kebenaran Al Quran.
Baca Juga:Mualaf, Diego Michiels Ungkap Islam dan Keluarga Memberinya Kedamaian
Menurutnya, jika Al Quran diilhami dari setan, tidak mungkin menuliskan penghinaan hingga penjelasan godaan oleh bangsanya sendiri.
Banyak buku tidak dapat menyuguhkan penjelasan yang dapat diterima tentang keajaiban Quran. Berbagai kesimpulan buruk tentang Islam selalu dilontarkan dalam berbagai media. Namun, itu semua justru menjadi pemicu orang untuk lebih mendalami hakikat Islam.
Gary Miller memeluk Islam pada tahun 1978. Dia memilih nama mualaf Abdul Wahid Omar. Dia mengundurkan diri dari pekerjaannya di departemen matematika dan lebih memilih mengabdi untuk berdakwah di Kanada. Buku yang ditulisnya menarik perhatian banyak orang berjudul The Stunning Quran