Sosok Anika Chebrolu, Gadis 14 Tahun Penemu molekul Matikan Virus Corona

Anika Chebrolu, salah satu bagian terkecil namun penting, ketika dunia berusaha menghentikan pandemi Covid-19 baik para pengusaha, pemerintah, ilmuwan, hingga dokter.

Pebriansyah Ariefana | Dini Afrianti Efendi
Rabu, 21 Oktober 2020 | 11:00 WIB
Sosok Anika Chebrolu, Gadis 14 Tahun Penemu molekul Matikan Virus Corona
Anika Chebrolu molekul yang mematikan virus corona. (Youtube CBS)

SuaraBatam.id - Seorang gadis 14 tahun menjadi perbincangan dunia karena menemukan molekul yang mematikan virus corona. Gadis itu adalah Anika Chebrolu.

Anika Chebrolu, salah satu bagian terkecil namun penting, ketika dunia berusaha menghentikan pandemi Covid-19 baik para pengusaha, pemerintah, ilmuwan, hingga dokter.

Anika Chebrolu berhasil memenangkan kompetisi sains nasional.

Anika Chebrolu ini menemukan molekul yang bisa mengikat dan berpotensi menonaktifkan virus.

Baca Juga:290 Ribu Warga Depok akan Vaksinasi Virus Corona November Besok

Anika Chebrolu berasal dari Frisco, Amerika Serikat.

Anika Chebrolu menemukan molekul ini menggunakan permodelan komputer untuk mencari senyawa yang bisa mengikat dan menghentikan lonjakan SARS CoV 2, virus yang menyebabkan sakit Covid-19.

Anika Chebrolu molekul yang mematikan virus corona. (Youtube CBS)
Anika Chebrolu molekul yang mematikan virus corona. (Youtube CBS)

Metode yang dinamakan studi komputasi yang dilakukan Anika Chebrolu ini, sering digunakan para ilmuwan untuk membuat antivirus dan sebagai langkah awal.

Harusnya secara teori molekul yang ditemukan anak perempuan itu berhasil mencegah virus menginfeksi sel.

Atas karya dan penemuannya itu, Anika Chebrolu menyabet juara pertama kejuaraan 2020 3M Young Scientist Challenge, salah satu kompetisi sains bergengsi di AS untuk siswa SMA.

Baca Juga:Mengenal Post Covid-19 Syndrome, Dampak yang Muncul Setelah Sembuh

"Karena pandemi Covid-19 berdampak sangat parah dan perubahan drastis dunia dalam waktu singkat, saya dengan bantuan mentor saya, mengubah arah penelitian dan menargetkan virus SARS CoV 2," terang Chebrolu, mengutip Live Science, Rabu (21/10/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak