Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Senin, 03 Oktober 2022 | 10:58 WIB
Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Foto: Twitter]

SuaraBatam.id - Kerusuhan setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022) membuat ratusan orang meninggal dunia.

Kerusuhan yang berujung tragedi ini tercatat sebagai salah satu duka paling kelam dalam sejarah sepakbola Tanah Air.

Lantas, bagaimana fakta-fakta terkait tragedi Kanjuruhan ini? Berikut fakta-fakta yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Korban Tewas

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Versi Aremania yang Selamat:Puluhan Gas Air Mata Ditembakan, Batako, Besi, dan Bambu Beterbangan

Jumlah korban tewas dari tragedi Kanjuruhan masih belum diketahui secara pasti sebab beberapa pihak yang mengungkap jumlah korban tewas angkanya berbeda-beda.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak menyebut angka korban tewas yang tercatat pada Minggu (2/10/2022) mencapai 174 orang.

Emil menyebut data tersebut merupakan data yang berhasil dihimpun oleh pihak BPBP Jawa Timur.

Sementara, ada 28 supporter yang mengalami luka berat dan 11 orang mengalami luka ringan

Di sisi lain, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan jumlah korban tewas akibat tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang.

Baca Juga: Komentator Valentino Jebret Mundur dari Liga 1 Pasca Tragedi Kanjuruhan

Ia menjelaskan, sebelum dilakukan pembaruan data, jumlah korban tewas sebanyak 129 orang, namun setelah proses verifikasi diketahui ada data ganda.

Sementara, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers pada Minggu (2/10/2022) dini hari menyebut sekira 127 menjadi korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

2. Penyebab Tewas

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, pertandingan di Stadion Kanjuruhan awalnya berjalan dengan lancar.

Namun, setelah permainan berakhir dan Arema FC mengalami kekalahan, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan untuk mengalihkan agar para suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Lantaran berujung ricuh, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

3. Sejarah dalam Sepakbola

Sejauh ini tragedi Kanjuruhan menjadi yang paling kelam dalam sejarah sepakbola Tanah Air.

Sementara, dalam sejarah sepakbola dunia, tragedi ini menjadi yang kedua paling banyak merenggut korban jiwa.

Tragedi Kanjuruhan ini berada di bawah kejadian di Estadio Nacional Disaster, Lima, Peru pada 24 Mei 1964 yang menyebabkan 328 orang tewas.

Bahkan, tragedi Kanjuruhan ini melewati tragedi Hillsborough di Inggris pada 15 April 1989 lalu yang menewaskan 96 orang tewas.

4. Sanksi

Ketua Umum PSSI Iwan Bule menegaskan Arema FC akan diberkan sanksi tegas buntut dari tragedi Kanjuruhan ini.

Pihaknya juga mengatakan untuk menghentikan sementara Liga I sambil menunggu proses investigasi dari pihak terkait.

Soal sanksi yang akan diberikan PSSI, pihak manajemen Arema FC mengaku tidak peduli. Manajer Arema FC Ali Rifki mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus terhadap para korban dan keluargnya.

5. Tim Investigasi

Buntut dari tragedi Kanjuruhan, PSSI telah membentuk tim untuk melakukan investigasi. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule memimpin langsung investigasi untuk mengetahui penyebab tragedi yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi menyampaikan, panitia pertandingan akan mendapat sanksi keras jika kerusuhan itu terbukti di dalam lapangan.

Selain sanksi denda juga tidak bisa menjadi tuan rumah dalam beberapa laga.

Ia melanjutkan, tim investigasi segera bertolak ke Malang untuk memulai penyelidikan terkait penyebab kerusuhan.

Namun, pembentukan tim investigasi ini menuai pro kontra lantaran pemilihan Iwan Bule sebagai pemimpin tim.

Kontributor : Maliana

Load More