
SuaraBatam.id - Akibat perang Rusia di Ukriana diprediksi menimbulkan resesi global. Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo Iweala mengatakan resesi global yang dimaksud adalah krisis iklim, harga pangan, goncangan energi, dan pandemi.
“Sekarang kita harus menghadapi ancaman resesi global di masa mendatang tapi pada yang sama kita semua harus berpikir bagaimana caranya untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi di negara kita,” ujar Ngozi, dilansir dari Hops.id.
Ketua Organisasi Perdagangan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus juga memperingatkan jika dunia saat ini sedang dilanda ancaman terjadinya resesi global sehingga berakibat buruk terhadap perekonomian.
Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional saat ini telah menurunkan perkiraan pertumbuhan global.
Sementara indikator pada angka perdagangan internasional justru tidak terlihat membaik.
“Kami mengalami guncangan keamanan, guncangan iklim, guncangan energi, guncangan harga pangan dan semua itu akan menghantam negara kita pada saat yang sama jadi kami tidak melakukan bisnis,” kata Ngozi.
Sementara itu Ngozi Okonjo Iweala mengatakan bank sentral saat ini berada di posisi yang sangat ketat dengan adanya sedikit pilihan di masa mendatang.
“Bank sentral tidak memiliki terlalu banyak pilihan selain memperketat dan menaikkan suhu bunga tapi dampak pada negara berkembang akan cukup para karena mereka meperketat kenaikan suku bunga,”ujar Ngozi.
“Tetapi apa yang terjadi saat ini di negara maju justru mempengaruhi beban utang mereka dan mempengaruhi apa yang harus mereka bayar untuk membayar utang, mempengaruhi pelarian modal dari ekonomi mereka kembali ke negara maju, tapi saat ini saya pikir tidak ada pilihan selain bank sentral bertindak secara cepat karena inflasi akan mengancam kehidupan orang miskin,” lanjutnya.
Ngozi Okonjo Iweala menegaskan perlunya bank sentral untuk menentukan inflasi yang disebabkan oleh permintaan yang kuat atau apakah kenaikan harga terkait dengan masalah sktruktural di sisi penawaran.
Baca Juga: Mengenal Resesi Ekonomi dan Penyebabnya
Okonjo-Iweala mengatakan perhatian utamanya adalah bagaimana memastikan ketahanan pangan dan diikuti dengan energi.
“Permasalahan kekurangan makanan adalah salah satu hal yang membuat saya khawatir,” kata Ngozi.
Berita Terkait
-
WHO Desak Negara di Dunia Naikkan Pajak Minuman Manis Sebesar 50 Persen
-
Rendezvous oleh AHOF: Ingin Mengulang Waktu dan Kisah Cinta Tak Terlupakan
-
Usung Genre Misteri, 4 Karakter Utama Drama Korea The Woman who Swallowed the Sun
-
Review Novel The Cat Who Saved Books: Ketika Buku Memiliki Kuasa yang Besar
-
Deretan Drama Korea Terbaru Juni 2025, Ada yang Tayang di Netflix Hingga Vidio
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
-
Memanas! Penggugat Wanprestasi Mobil Esemka Pertanyakan Bukti Video PT SMK
Terkini
-
BRILiaN Way, Transformasi Culture Menuju One of The Most Profitable Bank in Southeast Asia
-
Saham BBRI Makin Diminati Investor Global
-
BRI Dianugerahi Global Private Banker atas Layanan Wealth Management Terbaik
-
Modal KUR BRI, Omzet Supplier Ikan Ini Melejit Berkat MBG
-
Klasterkuhidupku BRI, Solusi UMKM Batu Bertahan Saat Pandemi