Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Sabtu, 20 Agustus 2022 | 13:13 WIB
Pasukan China. [Timesindonesia.co.id]

SuaraBatam.id - Konflik Tiongkok dan Taiwan dinilai bisa berdampak pada kinerja perdagangan di Indonesia.

Mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang penting Indonesia dalam dua dekade terakhir.

Melansir wartaekonomi, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan dampak di sektor perdagangan ini hanya akan terjadi ketika konfliknya meningkat sampai ke level perang dan embargo ekonomi yang lebih luas.

“Pada level seperti saat ini, konflik kedua negara tersebut tidak terlalu berdampak terhadap perdagangan Indonesia dan arus perdagangan ke kedua negara tersebut masih baik-baik saja,”Kata Hasran di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Pengertian Devisa, Hal Penting untuk Diketahui Dalam Sistem Perdagangan Internasional

Dia menerangkan Indonesia perlu meminimalisir resiko perdagangan akibat konflik kedua negara tersebut dengan mencari destinasi ekspor serta sumber impor dari negara lain.

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan perjanjian perdagangan bebas yang telah dibangun baik yang bersifat multilateral maupun bilateral.

Hasran menambahkan, impor Indonesia dari Tiongkok dan Taiwan banyak didominasi perlengkapan elektronik bisa disediakan oleh Singapura, Jepang, dan Malaysia. Sama halnya dengan impor bawang putih yang sumber alternatifnya bisa dari India dan Korea Selatan.

Negara alternatif untuk pasar ekspor batu bara adalah India, Jepang, serta negara ASEAN lainnya. Sedangkan alternatif ekspor besi dan baja dapat menargetkan pasar India, Korea Selatan, serta Australia.

“Selain itu, Indonesia juga perlu membangun perjanjian dagang baru dengan pasar non tradisional sebagai upaya memperluas pangsa pasar ekspornya. Hal ini juga memberikan kesempatan lebih luas lagi kepada produsen dalam negeri,” tegasnya.

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Pasar Rakyat Ditargetkan untuk Digitalisasi

Load More