Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 18 Agustus 2022 | 13:32 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: AFP)

SuaraBatam.id - Amerika Serikat kembali membuat hubungan China dan Taiwan makin memanas. Pasalnya AS-Taiwan meningkat hubungan bilateral mereka di bidang ekonomi dan sepakat membahas perdagangan, Rabu (17/8/2022).

Washington dan Taipei meluncurkan Inisiatif AS-Taiwan tentang Perdagangan Abad ke-21 pada bulan Juni.

Hal ini diduga dampak setelah pemerintahan Presiden Joe Biden mengeluarkan pulau yang diklaim China dari rencana ekonomi yang berfokus pada Asia yang dirancang untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.

Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan kedua belah pihak telah "mencapai konsensus tentang mandat negosiasi".

Baca Juga: Mantan Petinggi Partai Komunis China Divonis Hukuman Mati, Semua Hartanya Disita Negara

Diharapkan putaran pertama pembicaraan akan berlangsung awal musim gugur ini.

"Kami berencana untuk mengejar jadwal ambisius untuk mencapai komitmen berstandar tinggi dan hasil yang berarti yang mencakup sebelas bidang perdagangan dalam mandat negosiasi yang akan membantu membangun ekonomi abad ke-21 yang lebih adil, lebih sejahtera, dan tangguh," Deputi Perwakilan Dagang Amerika Serikat Sarah Bianchi kata dalam sebuah pernyataan, dikutip dari wartaekonomi--jaringan suaraa.com.

Mandat negosiasi yang dirilis bersamaan dengan pengumuman tersebut mengatakan AS dan Taiwan telah menetapkan agenda yang kuat untuk pembicaraan mengenai isu-isu seperti fasilitasi perdagangan, praktik regulasi yang baik, dan menghilangkan hambatan diskriminatif terhadap perdagangan.

Dikatakan awal dari pembicaraan formal akan bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan "komitmen standar tinggi dan hasil yang berarti secara ekonomi".

Itu tidak menyebutkan kemungkinan kesepakatan perdagangan bebas yang luas, yang merupakan sesuatu yang ditekan oleh Taiwan.

Baca Juga: Harga Mie Instan Naik 3 Kali Lipat, Mendag Zulhas: Makan Singkong

Washington, meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik formal, sangat ingin meningkatkan dukungan untuk Taiwan, terutama karena menghadapi tekanan politik yang meningkat dari China untuk menerima klaim kedaulatannya.

Load More