Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Kamis, 04 Agustus 2022 | 18:30 WIB
Festival Qixi [people.cn]

SuaraBatam.id - Pada tahun 2022 ini, perayaan Festival Qixi jatuh pada Kamis (4/8/2022) hari ini.

Lantas, tahukah asal usul festival tradisional Tionghoa ini? Apakah ini benar-benar Hari Valentine versi Cina?

Berikut sejumlah fakta menarik soal festival Qixi, perayaan valentine atau hari kasih sayang bagi anak muda di China.

Simak 3 fakta menarik tentang Festival Qixi:

Baca Juga: Total Ekspor Batu Bara Indonesia dan Negara Tujuannya, China Terbesar

1. Asal Usul Festival Qixi dari Cerita Rakyat China

Festival Qixi ini berasal dari kisah Penggembala Sapi dan Gadis Penenun, salah satu dari empat kisah paling terkenal dari cerita rakyat Tiongkok kuno.

Cerita rakyat terkenal ini telah ada lebih dari 2.600 tahun yang lalu, dan diceritakan dalam sebuah puisi dari Classic of Poetry.

Adapun, kisah cinta ini antara Zhinü (Gadis Penenun, melambangkan Vega) dan Niulang (Gembala Sapi, melambangkan Altair).

Sebagai peri penenun paling cantik di surga, cinta Zhinü untuk Niulang, seorang manusia, membuat marah para dewa.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Terancam Terguncang Jika China dan Taiwan Perang, Ini Alasannya

Meskipun para dewa diliputi amarah, cinta pasangan itu memenangkan simpati mereka, dan mereka diizinkan bertemu di Sungai Perak setahun sekali.

Pada hari ke-7 bulan lunar ke-7, sekawanan burung murai akan membentuk jembatan sehingga sepasang kekasih dapat dipertemukan kembali.

Sejauh Dinasti Han, praktik festival ini dilakukan sesuai dengan ritual upacara resmi negara.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan festival pun turut menyertakan adat-istiadat yang dipraktikkan oleh masyarakat awam.

Meskipun berasal dari Cina, Festival Qixi menginspirasi festival Tanabata di Jepang, festival Chilseok di Korea, dan festival Tht Tch di Vietnam.

2. Awalnya Bukan untuk Perayaan Kasih Sayang

Meski kisah mereka romantis, awalnya festival ini tidak ditujukan untuk kekasih, tetapi festival bagi anak perempuan untuk menunjukkan keterampilan mereka dan untuk memuja Gadis Penenun karena kebijaksanaannya.

Secara tradisional, gadis-gadis akan mengambil bagian dalam pemujaan selama ritual, dan pergi ke kuil-kuil setempat untuk berdoa kepada Gadis Penenun.

Barang-barang kertas biasanya dibakar sebagai persembahan, dan gadis-gadis itu akan membacakan doa-doa tradisional untuk membawa ketangkasan dalam pekerjaan menjahit, yang di Tiongkok kuno melambangkan bakat dan kebajikan dari pasangan yang baik.

Kadang-kadang, kontes diadakan untuk melihat siapa yang terbaik dalam memasukkan jarum dalam kondisi cahaya redup, seperti cahaya bulan sabit.

3. Festival Qixi di Era Modern Jadi 'Hari Belanja'

Di zaman modern, pengusaha di China telah menggunakan kesempatan untuk memasarkan festival sebagai "Hari Valentine China", dan mengubahnya menjadi festival belanja tahunan yang sangat menguntungkan.

Menurut laporan Xinhua pada 2019, di dua platform e-commerce utama Alibaba, Tmall dan Taobao, penjualan hadiah Qixi mencapai puncaknya seminggu sebelum festival dengan mencatat peningkatan 118 persen dari tahun sebelumnya.

Di antara mereka, produk dalam negeri paling populer, dengan penjualan pakaian tradisional Han melonjak 184 persen, sementara pemerah pipi Cina, perona pipi bergaya kuno, penjualannya naik lebih dari 37 persen dari tahun sebelumnya.

Kontributor : Maliana

Load More