SuaraBatam.id - Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang saat ini dikabarkan berdiam di Singpura hanya diberi waktu tinggal 14 hari di negara itu, seperti yang sebut Reuters.
Rajapaksa dapat tinggal di Singapura hingga 11 Agustus dengan perpanjangan waktu tersebut.
Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan di Singapura tidak dapat dikonfirmasi terkait perpanjangan izin itu.
Untuk diketahui, mantan presiden Srilanka itu datang ke Singapura pada 14 Juli, sehari setelah melarikan diri dari Sri Lanka yang dilanda krisis. Dia terbang ke Singapura melalui Maladewa.
Baca Juga: Lengkap Pakai Bumbu Kacang, Viral KFC Singapura Rilis Varian Ayam Goreng Sate
Dia kabur dari negaranya menyusul pemberontakan rakyat yang memaksanya mengundurkan diri sebagai presiden.
Pada saat itu, pemerintah Singapura mengatakan, Rajapaksa belum diberikan suaka, dan berada di negara itu untuk kunjungan pribadi.
"Saya yakin dia pada akhirnya akan mempertimbangkan untuk kembali ke Sri Lanka, tetapi tidak ada sikap politik atau sikap lain yang pasti mengenai hal ini," kata juru bicara pemerintah Sri Lanka Bandula Gunwardena.
Melansir wartaekonomi, Sri Lanka mengalami krisis ekonomi cukup parah selama beberapa bulan terakhir.
Saat ini, Perdana menteri Ranil Wickremesinghe terpilih sebagai presiden dalam pemungutan suara di parlemen, setelah Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka dan mengundurkan diri.
Baca Juga: Takut Tak Ada Kesempatan, Ruben Onsu Temui Sahabat Paling Ditunggu di Singapura
Negara tersebut mengalami kekurangan cadangan devisa yang dibutuhkan untuk membayar impor penting seperti bahan bakar dan obat-obatan.
Aksi protes terhadap krisis ekonomi Sri Lanka telah membara selama berbulan-bulan.
Aksi protes mencapai puncaknya pada pekan lalu, ketika ratusan ribu orang mengambil alih gedung-gedung pemerintah di Kolombo, termasuk kediaman resmi presiden. Mereka menyalahkan keluarga Rajapaksa dan sekutunya atas inflasi yang tak terkendali, serta kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok, dan korupsi.
Inflasi utama Sri Lanka mencapai 54,6 persen pada Juni. Bank sentral telah memperingatkan bahwa, inflasi bisa naik menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.
Sri Lanka telah memulai diskusi awal dengan Dana Moneter Internasional tentang pinjaman bailout. Tetapi proses ini telah terganggu oleh kekacauan politik.
Berita Terkait
-
Soraya Larasati Tuai Kritikan usai Salat di Pinggir Jalan Singapura saat Marathon
-
Pameran Pop-Up Galeri dari Enam Brand Ternama Singapura Siap Hadir Melalui Pengalaman Imersif di Jakarta
-
Debit BRI Multicurrency, Pilihan Tepat untuk Pengaturan Keuangan Liburan
-
Elkan Baggott Makin Dekat dengan Singapura, Ada Apa?
-
Harga Tiket Universal Studio Singapore 2025, Diduga Jadi Tempat Liburan Anak Sandra Dewi saat Harvey Moeis Dipenjara
Terpopuler
- Patrick Kluivert Umumkan Asisten Pelatih Lokal
- Thom Haye Bakal Dilatih Patrick Kluivert: Sangat Gila Saya Mikir...
- Anies Baswedan Terciduk Gunakan Honda BeAT Sambil Dikawal Warga, Publik: Kok Gak Naik Moge atau Lamborghini?
- Branko Ivankovic: Pergantian Pelatih Menunjukkan Timnas Indonesia...
- Bukti Azka Corbuzier Tak Suka Makanan Seharga MBG, Warganet: Anak Menjatuhkan Kesombongan Orang Tua
Pilihan
-
Siapa Sahabat Nabi yang Pertama Kali Percaya Isra Miraj?
-
Erick Thohir Tunggu Keputusan Prabowo soal Diskon Tiket Pesawat Lebaran
-
Gacor Usai Comeback, Ramadhan Sananta Unjuk Gigi ke Patrick Kluivert?
-
Saham PANI Terkurung Pagar Laut, Kegencet 6,97 Persen
-
Bukti Shin Tae-yong Tak Tahu Bakal Dipecat PSSI, Ungkap Mimpi yang Akhirnya Gagal Terwujud
Terkini
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI
-
BRI Menjamin Keamanan Data dan Dana, Transaksi Tetap Normal
-
Natal Romantis di Batam? Ada Paket Lengkap di Hotel Santika!