SuaraBatam.id - Pemerintah Kota (Pemko) Batam, belum bisa mengatasi kenaikan bahan pokok di Batam, terutama untuk cabai.
Harga cabai setan di Batam saat ini mencapai Rp140 ribu per kilogram.
Disusul harga cabai merah keriting Rp105 ribu per kilogram, cabai rawit Rp95 ribu per kilogram, bayam Rp12 ribu per ikat, kankung Rp10 ribu per ikat, dan harga kentang Rp24 ribu per kilogram.
Harga tersebut terpantau harga di Pasar Botania, Batam Center pada, Kamis (23/6/2022).
Baca Juga: Harga Tiket Feri Batam-Singapura Hanya Turun Rp100 Ribu, Alasannya: Harga BBM Mahal
"Setiap musim hujan dan angin seperti ini, masalah yang dihadapi oleh Batam selalu tentang kenaikan komoditi pangan. Karena kapal dari daerah asal akan takut untuk berlayar," terang Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Rudi juga menuturkan bahwa saat ini MoU Pemko Batam dengan Pemkab Tapanuli Utara untuk mengatasi permasalahan ini juga belum dapat terealisasi.
Rudi tidak dapat merinci mengenai kendala utama tidak terealisasinya perjanjian yang sudah ditandatangani sejak Mei 2022 lalu.
"MoU memang sudah kita tandatangani, namun memang belum dapat terealisasi hingga saat ini," ungkapnya.
Rudi bahkan menyebut bahwa solusi tepat adalah Batam memiliki area perkebunan dan pertanian sendiri.
Baca Juga: Keterlaluan, di Saat Harga Bumbu Dapur Naik, Emak-emak ini Malah Gondol Cabai Pedagang 5 Kilogram
Namun, realisasi wacana ini juga diakuinya tidak bisa dilakukan, karena beberapa pulau di luar Batam saat ini sudah dikuasai oleh pribadi maupun perusahaan.
"Bukan saya tidak mampu ambil alih sebagai Kepala BP Batam. Namun pulau yang dimaksud berada di luar Batam. Dan saat ini memang sudah dikuasai oleh pribadi atau perusahaan secara resmi," tegasnya.
Disinggung mengenai operasi pasar murah sebagai salah satu wacana membantu warga mendapatkan komoditi pangan murah.
Rudi juga menerangkan bahwa hal itu harus melalui pembahasan bersama dengan Forkopimda terlebih dahulu.
"Karena operasi pasar murah perlu penghitungan juga. Berapa barang atau komoditi yang masuk berikut harganya. Kita tidak bisa juga semena-mena menerapkan harga," tegasnya.
Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait
Berita Terkait
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
-
Hanya Bayar Listrik 40 Ribu per Bulan! Ini Keajaiban PLTS di Pulau Terpencil
-
Desa Wisata Bakau Serip Batam: Pendorong Ekonomi Lokal di Era Jokowi
-
Modus Kapal Singapura Curi Pasir di Batam, 10 Ribu Meter Kubik Sekali Angkut!
-
Santri dihukum dengan cabai di Aceh: Karena pola pikir lama yang masih melanggengkan kekerasan
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
-
Iuran Rp 20 Ribu untuk Listrik di SMA Negeri 1 Bontang, Disdik Kaltim Angkat Bicara
-
Pakai AC di Kelas, Orang Tua Murid Keluhkan Iuran Rp 20 Ribu untuk Bayar Listrik di SMA Negeri 1 Bontang
Terkini
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra