Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 17 Mei 2022 | 14:36 WIB
Tangkapan layar UAS memberikan statement di Hai Guys Official (suara.com/ist)

SuaraBatam.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Singapura, akhirnya angkat bicara mengenai penolakan Ustad Abdul Somad (UAS), saat akan masuk ke Singapura, Senin (16/5/2022) kemarin.

Melalui Kepala Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari meluruskan bahwa peristiwa yang terjadi bukanlah tindakan deportasi, melainkan tindakan penolakan oleh otoritas Imigrasi Singapura.

Ratna memberikan pengertian deportasi, lebih kepada apabila seseorang sudah masuk ke suatu negara lalu ditarik untuk dipulangkan ke negara asal.

"Sebelumnya saya mau meluruskan dulu, bukan deportasi melainkan penolakan. Petugas Imigrasi sudah menyatakan izin masuknya ditolak, karena tidak memenuhi syarat kriteria warga asing," terangnya melalui sambungan telepon, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Disebut Dideportasi dari Singapura, KBRI Beri Penjelasan

Berdasarkan laporan, penolakan salah satu tokoh agama di Indonesia ini, terjadi saat UAS dan rombongan tiba di Pelabuhan Internasional Tanah Merah, Singapura.

Setelah mendengar kabar tersebut, pihaknya mengaku langsung berkoordinasi dengan pihak imigrasi Singapura.

"Jadi sama sekali belum masuk, karena izin yang bersangkutan ditolak. Itulah alasan yang disampaikan oleh otoritas Singapura," paparnya.

Mengenai alasan penolakan, Ratna mengakui belum dijelaskan secara rinci oleh pihak Singapura.

Hal ini dikarenakan kewenangan dalam penolakan orang asing, juga merupakan kedaulatan dari masing-masing Negara.

Baca Juga: 5 Kontroversi Ustaz Abdul Somad Ditolak Ceramah Hingga Dideportasi Singapura

“Karena izin masuk orang asing merupakan kedaulatan masing-masing negara. Kami paham soal itu, karena kami sering menolak warga negara asing masuk ke Indonesia dengan beberapa kriteria yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Jadi hal yang sama dilakukan oleh pihak imigrasi Singapura, bahwa jika tidak dianggap memenuhi kriteria masuk ke wilayah Singapura, maka yang bersangkutan ditolak untuk masuk,” lanjutnya.

Selain UAS, Istri dan anak juga ikut dipulangkan kembali ke Batam, hal ini dikarenakan rombongan mengikuti UAS yang wajib untuk kembali ke Batam.

“Karena ini rombongan keluarga dan UAS kepala keluarga, otomatis kan semuanya ikut," ungkapnya.

Imigrasi Batam Pastikan Dokumen UAS Lengkap

Kepala Kantor Imigrasi kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Batam, Subki Miuldi (suara.com/partahi)

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Batam, Subki Miuldi menegaskan dokumen keimigrasian milik Ustad kondang Abdul Somad (UAS) lengkap dalam melakukan perjalanan luar negeri.

Hal ini disampaikannya berdasarkan laporan yang dari petugas pemeriksaan Imigrasi di Pelabuhan Internasional Batam Center.

"Untuk keberangkatan, dokumen keimigrasian yang digunakan UAS lengkap. Untuk itu berangkat dari Batam ke Singapura kemarin tidak ada masalah," terangnya saat ditemui di kantornya, Selasa (17/5/2022) siang.

Mengenai prosesi keberngkatan, Subki juga menerangkan bahwa UAS hanya berangkat dengan rombongan kecil yang diduga merupakan anggota keluarga.

Dengan rombongan kecil ini, Subki menerangkan bahwa UAS ingin bertolak ke Singapura, dengan menggunakan kapal Majestic tujuan Batam Center - Tanah Merah, Singapura.

"Tidak ada pendamping atau protokoler dari UAS yang ikut. Hanya rombongan inti saja. Mengenai jumlah rombongan kebetulan kita juga tidak mengetahuinya," terangnya.

Walau demikian, Subki sedikit meluruskan mengenai informasi yang beredar saat ini, dimana UAS tidak di deportasi, melainkan di tolak masuk saat masih berada di bagian pemeriksaan pasport pelabuhan Tanah Merah.

"Bahasanya bukan di deportasi, melainkan di tolak saat masih dalam proses pemeriksaan dokumen keimigrasian oleh petugas disana," tegasnya.

Walau demikian, hingga kini pihak Imigrasi Batam juga belum dapat memberikan penjelasan, mengenai alasan Imigrasi Singapura menolak kedatangan dari UAS.

"Mengenai alasan itu otoritas disana, kita juga tidak mengetahuinya. Namun sepertinya yang di tolak hany UAS saja, tidak beserta rombongan," paparnya.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More