Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Selasa, 22 Maret 2022 | 13:16 WIB
Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an terlihat sepi, setelah sebelumnya diduga oknum Ustaz berinisial B memukul salah satu santriwati. (Rico Barino/suara.com)

SuaraBatam.id - Seorang santriwati Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau nekat kabur, diduga menjadi korban kekerasan oleh salah satu ustaz berinisial B.

Santriwati berinisial IR (14) diselamatkan warga sekitar di Jalan Raya Tanjung Uban Kilometer 12, Kota Tanjungpinang. Salah satu warga menelpon Ketua RT setempat mengabari kejadian tersebut.

Ketua RT 7, RW 5 Kelurahan Air Raja, Ali Imran membenarkan kejadian tersebut yang merupakan seorang santri di Pesantren Mis Raudhatul Qur'an yang mengaku dipukul oleh ustaznya dibagian pelipis mata sebelah kanan.

Korban berusia 14 tahun tersebut, kata Ali, mengadu ke salah seorang warganya, dan mengaku dipukul oleh ustaz berinisial B.

Baca Juga: Tegas, UAS Sebut Ritual Pawang Hujan Perintah Jin

"Kemudian saya ditelpon warga, katanya ada anak pondok yang dipukul dan mengadu. Setelah saya datang, emang betul ada luka lebam bagian mukanya," jelas Ali.

Selain itu, kata Ali, orang tua korban sudah mengetahui peristiwa tersebut. Orang tua korban, meminta tolong bisa meminjamkan uang kepada anaknya Rp150 ribu untuk pulang ke Batam.

"Korban orang Batam, dia juga mau minjam Rp 150 ribu uang warga sekitar untuk ke Batam. Orang tuanya yang suruh pulang," ujarnya.

Bersama warga dan korban, lanjut Ali, melaporkan kejadian tersebut ke Satreskrim Polres Tanjungpinang, Senin (21/3/2022) malam.

Namun sebelum menuju Mapolres Tanjungpinang, upaya menyelamat korban diketahui ustaz B tersebut. Sehingga Ustaz B sempat menghalangi upaya warga membawa korban ke kantor Polisi.

Baca Juga: Video Lawas UAS Kembali Viral, Boleh Gunakan Jasa Pawang Hujan, Tapi Ada Syaratnya

"Jadi sebelum ke kantor Polisi untuk melaporkan. Ada aksi tarik menarik. Disitu ustaz B beralasan, jangan membawa IR karena anak didiknya. Dan ustaz B tidak mau dilaporkan ke Polisi," kata Ali.

Diakui Ali, sebelumnya kejadian serupa juga pernah terjadi. Selama menjadi Ketua RT, sudah sebanyak 6 santri yang kabur dari Pondok Pesantren tersebut.

"Kejadian yang sama juga pernah terjadi. Bahkan kasusnya sudah ke dinas perlindungan anak Tanjungpinang. Ada juga santri yang ngadu, pernah rambutnya dipotong," pungkasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Awal Sya'ban Harahap mengatakan pihaknya belum menerima laporan perkara dugaan penganiayaan tersebut.

"Belum ada," ujar AKP Awal saat dikonfirmasi, Selasa (22/3/2022).

Pantauan di Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an terlihat sepi, dengan pagar gedung terbuka. Setelah mencoba menemui pengurus pesantren tidak ada yang bersedia untuk diwawancarai.

"Saya tidak tau soal itu, bisa langsung saja nanti ke bapak (Ustaz B). Beliau sedang pergi," kata salah satu pengurus saat dijumpai di Pondok Pesantren Mis Raudhatul Qur'an.

Kontributor: Rico Barino

Load More