Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Bagaskara Isdiansyah
Kamis, 17 Maret 2022 | 13:07 WIB
Ilustrasi minyak goreng. [Suara.com/Rico Barino]

SuaraBatam.id - Stok minyak goreng tiba-tiba tersedia di pasaran setelah pemerintah mencabut ketentuan harga eceran tertinggi bahan kebutuhan pokok tersebut. 

Ketersediaan kembali minyak goreng di pasaran memunculkan spekulasi adanya penimbunan. Salah satunya dilontarkan Anggota Komisi VI DPR RI fraksi PPP Achmad Baidowi.

Ia mencurigai, kelangkaan minyak goreng di tengah masyarakat karena ada pihak yang sengaja menahan pasokannya.

"Pasokan minyak goreng langsung tersedia di berbagai toko, bahkan dengam harga mencapai Rp 25 ribu. Ini berarti ada yang sengaja menahan pasokan alias menimbun, tunggu HET dicabut baru pasokan dikeluarkan," katanya pada Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Minyak Goreng di Siak Susah Dicari, Warga: Sekali Ada Harganya Capai Rp25.000 Seliter

Tak hanya itu, ia menduga pihak distributor sengaja menimbun persediaan minyak goreng. Menurutnya, seharusnya soal distribusi bukan jadi alasan utama permasalahan minyak goreng. 

Berdasarkan hal tersebut, Awiek, sapaan Achmad Baidowi, mendesak aparat kepolisian menelusuri sejumlah titik distribusi minyak goren yang pasokannya tiba-tiba ditemukan melimpah. 

"Pihak kepolisian dan satgas pangan harus melacak titik distribusi mana yang tiba-tiba pasokan langsung berlimpah satu hari paska pengumuman HET dicabut," tuturnya. 

Pun Awiek meminta pemerintah untuk memperhatikan rakyat kecil dengan tidak melepas harga minyak goreng kemasan ke pasar bebas. 

"Ini jelang Ramadhan, jangan sampai permintaan yang sedang tinggi dimanfaatkan untuk raup untung besar-besaran dari konglomerat sawit," ujarnya. 

Baca Juga: Minyak Goreng Mendadak Melimpah Usai HET Dicabut, Legislator PPP Curiga Ada Yang Sengaja Nahan Pasokan

Selain itu, permasalahan minyak goreng juga terjadi karena pabrik bahan pokok tersebut kesulitan mengakses CPO DMO untuk bahan baku. 

"Kedua distribusi minyak goreng subsidi yg tidak merata sehingga di beberapa daerah terjadi kelangkaan; ketiga kemungkinan adanya penimbunan dan kebocoran yg dilakukan oleh oknum produsen atau distributor karena adanya selisih harga di dalam negeri dengan di luar negeri," katanya.

Load More