SuaraBatam.id - Tanggal 24 November 2021 lalu WHO mengemukakan adanya varian baru covid-19 yakni virus Omicron. Di Indonesia Omicron terkonfirmasi masuk pada Kamis lalu setelah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.
Pasiennya tanpa gejala asal berinisial N, sebagai pekerja pembersih di RSD Wisma Atlet. Dikutip dari herstory, dr. Ardiana Kusumaningrum, Sp.MK, selaku Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik di RSUI, mengatakan, vaksinasi Covid-19 dosis lengkap diharapkan bisa memberikan kekebalan jangka panjang untuk mengantisipasi virus tersebut.
Namun, jika ternyata ada penurunan, terlebih ada varian Omicron, maka booster vaksin jenis yang seperti dosis 1 dan 2 akan diberikan.
"Saat ini arahnya seperti itu. Skema pemberian booster kemungkinan akan segera kita lakukan," papar dr. Ardiana, saat sesi webinar “Menuju New Normal 2022”, pada Kamis (16/12/2021).
Lantas, apakah booster ini harus menggunakan vaksin yang sama seperti sebelumnya?
Kata dr. Andriana, untuk booster masih tetap banyak penelitian dilakukan. Yang sudah dilakukan di Singapura, kata dia, booster dilakukan secara massal.
“Booster biasanya menggunakan jenis vaksin yang sama. Karena antibodi yang dipicu sesuai dengan vaksin yang diberikan di awal," bebernya.
Terkait waktu pemberian vaksin booster sendiri, kata dr. Ardiana, akan sangat bervariasi tergantung jenis vaksin yang digunakan.
Di Singapura sendiri misalnya, lanjutnya, booster vaksin diberikan setelah 6 bulan dosis kedua.
Baca Juga: Empat Terduga Teroris Di Batam Masih Diperiksa Intensif
"Sifatnya minimal. Kalau lebih dari 6 bulan harus mulai dari yan pertama? Saat ini kebijakannya belum seperti itu. Tetap diberikan dosis berikutnya walau sudah lewat," ujar dr. Ardiana.
dr. Ardiana mengatakan, vaksin dosis pertama memberikan kekebalan walau belum seoptimal bila seseorang mendapatkan juga vaksin dosis kedua. Booster vaksin menjadi tambahan untuk pembentukan antibodi.
Lebih lanjut, dr. Andriana pun memaparkan soal mekanisme bagaimana tubuh kita mendapatkan kekebalan. Menurutnya, kekebalan tubuh dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
“Kekebalan aktif terbentuk akibat proses yang terjadi di dalam tubuh, sementara kekebalan pasif diperoleh dari luar tubuh. Kekebalan aktif dibagi menjadi 2 yaitu natural dan artifisal. Dan vaksinasi termasuk dalam jenis kekebalan aktif artifisial, dimana antibodi terbentuk karena pemberian vaksin,” terangnya.
dr. Ardiana juga berpesan, walaupun sudah divaksinasi, masyarakat tetap harus melakukan protokol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, gunakan masker dan menjaga jarak untuk melindungi diri kita sendiri dan juga orang-orang sekitar.
Berita Terkait
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
4 Sunscreen dengan Hydrating Booster untuk Kulit Kering dan Rentan Iritasi
-
Skin Booster vs DNA Salmon: Sama-Sama Melembapkan, Mana yang Lebih Baik untuk Kulit?
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam